Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Warisan Sosialisme Demokratis Sutan Sjahrir Tetap Relevan di Tengah Dinamika Zaman

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Warisan Sosialisme Demokratis Sutan Sjahrir Tetap Relevan di Tengah Dinamika Zaman
Foto: Warisan Sosialisme Demokratis Sutan Sjahrir Tetap Relevan di Tengah Dinamika Zaman (Sumber: ANTARA FOTO/Erlangga Bregas Prakoso/rwa.)

Pantau - Pemikiran Sutan Sjahrir sebagai intelektual sosialis Indonesia terus menjadi rujukan penting lintas generasi, bahkan puluhan tahun setelah wafatnya pada April 1966.

Inspirasi Lintas Generasi dari Pemikiran Sjahrir

Sebagai salah satu pelopor pemikiran sosialisme demokratis di Indonesia, gagasan Sjahrir tetap hidup dan menginspirasi gerakan kaum muda, termasuk aktivis mahasiswa generasi 1990-an.

Meskipun para aktivis generasi tersebut belum lahir saat Sjahrir wafat, tulisan-tulisannya tetap menjadi bacaan penting yang mampu menjawab persoalan sosial-politik kontemporer.

Penulis sebagai bagian dari generasi aktivis tersebut menyaksikan langsung bagaimana semangat patriotik dan idealisme Sjahrir menyalakan bara perubahan sosial di kalangan muda.

Sjahrir merupakan bagian dari generasi awal intelektual sosialis yang ditempa dalam perjuangan antikolonial dengan perspektif internasional.

Sosialisme Demokratis dan Peran Negara dalam Kesejahteraan

Menurut kajian klasik Herbert Feith, ideologi Partai Sosialis Indonesia (PSI) yang didirikan oleh Sjahrir lebih banyak dipengaruhi oleh paham Fabianisme ketimbang Marxisme.

Ciri khas Fabianisme tersebut adalah dominasi peran kaum intelektual dalam merumuskan kebijakan ekonomi-politik menuju sosialisme secara gradual dan demokratis.

Bersama Mohammad Hatta, Sjahrir memperkenalkan gagasan proto sosialisme yang menekankan keseimbangan antara keadilan sosial dan sistem demokrasi.

Pengaruh sosialisme demokratis ini diperoleh dari pengalaman Sjahrir selama belajar di Belanda dan Eropa Barat.

Setelah kembali ke tanah air, ia mengusung gagasan sosialisme demokratis sebagai landasan pembangunan nasional yang berpihak pada kesejahteraan rakyat.

Gagasan tersebut menekankan pentingnya intervensi negara untuk menjaga daya beli masyarakat dan mendorong terciptanya lapangan kerja penuh (full employment).

Sjahrir juga menilai bahwa konsumsi dan stabilitas sosial hanya bisa dicapai dengan peran aktif negara dalam pengelolaan ekonomi.

Selain itu, ia menempatkan pendidikan, koperasi, dan partisipasi rakyat sebagai pilar utama dalam sistem sosial yang adil dan berkelanjutan.

Penulis :
Aditya Yohan