
Pantau - Dalam rangka memperingati hari suci Hindu Tumpek Kandang, Bali Turtle Island Development (BTID) bersama warga dan Pemerintah Provinsi Bali melepasliarkan ratusan tukik di perairan Serangan, Denpasar, sebagai wujud penghormatan terhadap satwa dan upaya pelestarian ekosistem pesisir.
Harmoni Alam dan Tradisi dalam Konservasi Penyu
Tumpek Kandang diperingati sebagai momentum spiritual untuk menjaga keharmonisan antara manusia dan alam, khususnya satwa.
"Setiap langkah maju harus sejalan dengan alam. Tumpek Kandang adalah cerminan bagaimana Serangan, alam, dan manusia saling merawat," ujar salah satu perwakilan BTID.
Pemangku Tumpek Kandang, I Made Sandya, menyampaikan bahwa ajaran dalam lontar-lontar Hindu menekankan pentingnya hidup selaras dengan lingkungan atau Palemahan.
"Dalam lontar-lontar Hindu, Tumpek Kandang adalah bagian menjaga keharmonisan Palemahan (lingkungan), bagaimana manusia hidup selaras dengan alam dan hewan," ungkapnya.
Warga Banjar Dukuh Serangan turut antusias mengikuti kegiatan ini, termasuk Kadek Noni Purnama Dewi dari Sekaa Teruna-Teruni Satya Hredaya, yang melepas enam tukik ke laut.
Ia menyebut angka enam sebagai angka favorit dan berharap tukik-tukik tersebut akan kembali ke laut kelak dalam keadaan lebih kuat dan besar.
Konservasi Penyu dan Edukasi Ekowisata Terus Dikembangkan
Kegiatan pelepasliaran tukik ini merupakan bagian dari program konservasi penyu yang dijalankan Turtle Conservation and Education Center (TCEC) Serangan, dengan dukungan BTID selaku pengelola Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura Kura Bali.
Sejak tahun 2022, TCEC telah melepas lebih dari 11.000 tukik ke laut.
Sepanjang tahun 2024, tercatat ada sekitar 95 sarang penyu di pesisir Serangan, meningkat dari 80 sarang pada 2023.
Lebih dari 7.600 telur penyu berhasil diselamatkan tahun lalu, dengan sekitar 4.000 di antaranya berhasil menetas dan dilepasliarkan.
TCEC juga membuka jalur edukasi konservasi berbasis ekowisata bagi pelajar, wisatawan, dan relawan yang ingin belajar menjaga sarang, membantu penetasan tukik, dan memahami pentingnya pelestarian ekosistem laut.
Selain memberikan manfaat lingkungan, program ini turut menggerakkan ekonomi lokal melalui sektor akomodasi, suvenir, dan kuliner warga sekitar.
BTID juga bekerja sama dengan Dinas Pertanian Kota Denpasar dalam program vaksinasi rabies terhadap anjing-anjing di kawasan KEK Kura Kura Bali, sebagai bagian dari komitmen menjaga kesehatan dan keseimbangan lingkungan kawasan.
- Penulis :
- Aditya Yohan