
Pantau - Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto menegaskan bahwa pengembangan ekonomi biru tidak bisa disamaratakan dan harus disesuaikan dengan kondisi masing-masing desa agar dapat berjalan efektif dan berkelanjutan.
Penyesuaian Teknologi Jadi Kunci Efektivitas Ekonomi Biru
Mendes Yandri menyatakan bahwa perbedaan situasi sosial, ekonomi, dan geografis antarwilayah menuntut pendekatan yang berbeda dalam implementasi teknologi ekonomi biru.
"Teknologi di Aceh belum tentu tepat untuk di Indonesia Timur, ya betul karena situasi ekonomi, situasi SDM-nya, situasi iklim-nya itu memang jauh berbeda," ungkapnya.
Menurutnya, penyesuaian ini sangat penting agar pengembangan ekonomi biru bisa benar-benar mendorong pertumbuhan ekonomi desa secara nyata.
Sebagai contoh, ia menyoroti pemanfaatan teknologi perahu listrik yang ditampilkan dalam Pameran Ide dan Model Bisnis Inovasi Pengembangan Ekonomi Biru.
Perahu listrik dinilai sesuai untuk desa-desa pesisir dengan jarak tangkap ikan yang dekat, seperti di perairan dangkal atau sungai muara.
Baterai perahu listrik mampu menempuh perjalanan pulang-pergi tanpa harus mengisi daya di tengah laut, selama didukung infrastruktur listrik yang stabil di desa tersebut.
Dengan pengisian daya yang mandiri dan berkelanjutan, teknologi ini dapat menurunkan biaya operasional nelayan dan mengurangi polusi laut akibat emisi bahan bakar fosil.
Namun, Mendes mengingatkan bahwa teknologi ini belum tepat untuk wilayah dengan jarak melaut jauh dan belum memiliki fasilitas pengisian daya, karena risiko kehabisan daya di tengah laut sangat tinggi.
Perahu listrik juga kurang cocok untuk desa yang belum memiliki pasokan listrik stabil, karena kesulitan dalam pengisian daya dapat menghambat efektivitas penggunaan teknologi.
Pendekatan Inklusif untuk Pembangunan Berkelanjutan
Yandri menyebut bahwa keragaman kondisi wilayah bukanlah kendala, melainkan peluang untuk mengembangkan strategi yang lebih tepat sasaran.
"Perbedaan kondisi antarwilayah bukan menjadi kendala dalam pembangunan ekonomi biru, melainkan peluang yang harus dimanfaatkan dengan ketelitian," ia mengungkapkan.
Ia menekankan pentingnya pendekatan yang cermat dan kontekstual agar pembangunan desa menjadi lebih inklusif dan berkelanjutan.
Dalam kesempatan yang sama, Yandri juga mengapresiasi peran pelaku usaha rintisan dan komunitas yang telah berinovasi dalam pengembangan ekonomi biru.
Ia berharap keterlibatan berbagai pihak dapat mempercepat pencapaian target pembangunan desa sebagai ujung tombak pembangunan nasional.
- Penulis :
- Arian Mesa