Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Indonesia Terbuka Soal Akses Mineral, Pertamina Siap Tingkatkan Impor Energi dari AS

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

Indonesia Terbuka Soal Akses Mineral, Pertamina Siap Tingkatkan Impor Energi dari AS
Foto: Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Tri Winarno saat ditemui awak media di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta (sumber: ANTARA/Arnidhya Nur Zhafira)

Pantau - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menanggapi pernyataan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang meminta akses penuh terhadap komoditas unggulan Indonesia, termasuk tembaga.

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, Tri Winarno, menyatakan bahwa akses terhadap komoditas mineral Indonesia sebenarnya sudah terbuka sejak lama.

"Kalau free access, selama ini kan kita memang open saja, kan, untuk mineral, ya, kita open. Siapa yang mau beli dari kita silakan saja. Jadi ya, tidak terlalu (berdampak), sih," ungkapnya.

Komitmen Pembelian Energi dan Implikasi Impor

Sebelumnya, Donald Trump tidak hanya menetapkan tarif impor sebesar 19 persen terhadap produk asal Indonesia, tetapi juga menyepakati komitmen Indonesia untuk membeli energi dari Amerika Serikat senilai 15 miliar dolar AS.

Terkait kemungkinan pengalihan impor bahan bakar minyak (BBM) dari Singapura ke Amerika Serikat, Tri menyebutkan bahwa hal tersebut akan dinilai dari sisi keekonomian dan geopolitik.

"Prinsipnya kan keekonomian dan geopolitik, itu saja, kan. Ya sepanjang itu menguntungkan kita, kenapa tidak?" ia mengungkapkan.

Pertamina Tandatangani MoU dengan Mitra AS

Wakil Presiden Komunikasi Korporat PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, menyatakan bahwa pihaknya telah menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan sejumlah mitra di Amerika Serikat.

MoU tersebut berkaitan dengan optimalisasi pengadaan feedstock atau minyak mentah untuk kilang-kilang Pertamina di Indonesia.

Namun demikian, Fadjar belum mengungkapkan detail volume dan nilai kontrak karena masih dalam tahap negosiasi.

Fadjar juga mengatakan bahwa Pertamina membuka peluang untuk meningkatkan pengadaan Liquefied Petroleum Gas (LPG) dari AS.

Hingga kini, komoditas yang termasuk dalam kerja sama energi tersebut meliputi minyak mentah dan LPG, dan proses implementasi impor akan dilakukan secara bertahap.

Fadjar belum menyebutkan secara spesifik siapa saja mitra dari AS yang terlibat dalam penandatanganan MoU dengan Pertamina.

Penulis :
Arian Mesa