
Pantau - Presiden Prabowo Subianto berhasil memosisikan Indonesia sebagai mitra strategis dalam tatanan global multipolar, menjauhkan negara dari jebakan zero-sum game di tengah gelombang proteksionisme yang menguat.
Di saat banyak negara bereaksi keras terhadap kebijakan tarif tinggi Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Indonesia memilih jalur diplomasi senyap yang fokus pada kepentingan nasional.
Strategi ini terbukti efektif dan menghasilkan kesepakatan besar yang diumumkan langsung oleh Presiden Trump.
"Saya berurusan langsung dengan presiden mereka yang sangat dihormati," ujar Trump pada Selasa (15/7), mengindikasikan bahwa hubungan bilateral Indonesia-AS berada di tingkat tertinggi.
Indonesia Hindari Konflik Dagang, Raih Posisi Tawar Lebih Kuat
Dalam pernyataannya, Trump menyebut telah mencapai "kesepakatan besar" dengan Indonesia, sebuah validasi atas peran strategis Indonesia di mata dunia internasional.
Meskipun AS tetap mengenakan tarif sebesar 19 persen, Indonesia memberikan akses penuh bagi produk dan investasi AS dalam kerangka kerja sama yang saling menguntungkan.
"Akses penuh" di sini bukan berarti tanpa syarat, melainkan disertai kontrol nasional yang tetap kuat dan berdaulat.
Kesepakatan ini dinilai sebagai kompromi strategis yang membuka ruang negosiasi lanjutan serta menghindari potensi konflik dagang yang bisa merugikan Indonesia.
Tambang emas dan tembaga Freeport di Papua menjadi contoh konkret, di mana kini mayoritas sahamnya telah dikuasai Indonesia melalui holding BUMN, memperkuat kontrol atas sumber daya strategis.
Langkah diplomatik Presiden Prabowo menunjukkan keberhasilan dalam meningkatkan leverage Indonesia dalam percaturan global, bukan sebagai bentuk kelemahan.
Diplomasi yang dijalankan dinilai bukan hanya menjaga martabat nasional, tetapi juga mampu menjalin hubungan internasional yang pragmatis dan saling menguntungkan di tengah situasi global yang penuh tekanan.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf