
Pantau - Pemerintah mencanangkan Program Sekolah Rakyat (SR) dengan anggaran mencapai Rp1,19 triliun sebagai bagian dari visi jangka panjang menuju Indonesia Emas 2045, untuk membentuk generasi unggul, tangguh, dan berdaya saing.
Program Ambisius, Tapi Tantangan Dasar Masih Menganga
Meskipun ambisi besar ini patut diapresiasi, realitas di lapangan menunjukkan bahwa banyak sekolah di Indonesia masih bergulat dengan persoalan mendasar.
Atap bocor, dinding dari anyaman bambu, fasilitas belajar yang terbatas, hingga kehidupan guru yang serba kekurangan masih menjadi kenyataan di ribuan sekolah.
Pendidikan memang membutuhkan inovasi, tetapi juga harus menjawab kebutuhan paling dasar yang belum terselesaikan.
Niat untuk menciptakan sekolah unggulan melalui program Sekolah Rakyat tidak keliru.
Namun, akan lebih bijak jika kebijakan ini juga menyasar dan memperkuat sekolah-sekolah yang telah lama berjuang dalam keterbatasan.
Data dari Kemendikbudristek tahun 2021 menunjukkan bahwa sebanyak 421 ribu satuan pendidikan dari jenjang PAUD hingga SLB belum memiliki komputer atau perangkat teknologi informasi.
Dalam program Sekolah Rakyat, pemerintah merencanakan pembagian 9.700 unit laptop bagi siswa.
Namun, muncul pertanyaan mendasar: mengapa bantuan ini tidak terlebih dahulu diberikan kepada sekolah-sekolah yang sama sekali belum memiliki akses digital?
Langkah sederhana untuk memperkuat fasilitas dasar di sekolah-sekolah yang sudah ada akan memberikan dampak yang lebih luas dan berkelanjutan.
Pendidikan Merakyat Tak Harus Dimulai dari Nol
Pendidikan yang adil bukan hanya tentang membangun sesuatu yang baru, tetapi juga menyempurnakan yang sudah ada agar tidak tertinggal.
Memberikan perhatian serius kepada sekolah-sekolah terpinggirkan akan menghadirkan makna nyata dalam upaya pemerataan pendidikan.
Contoh inspiratif datang dari lembaga swadaya seperti Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman di Parung, Bogor.
Pesantren ini mampu mengelola lebih dari 15.000 santri, termasuk menyediakan konsumsi harian dalam jumlah besar, semuanya tanpa bantuan negara.
Hal ini menunjukkan bahwa semangat pengabdian dan efisiensi dapat berjalan beriringan untuk membangun pendidikan yang mandiri dan berdampak.
Program Sekolah Rakyat dapat menjadi simbol nyata dari kesungguhan pemerintah dalam menghadirkan pendidikan yang benar-benar merakyat—bukan hanya dengan membangun institusi baru, tetapi juga dengan memperbaiki dan menguatkan yang sudah lama berdiri di garis depan perjuangan pendidikan.
- Penulis :
- Aditya Yohan