
Pantau - Anggota Komisi IV DPR RI, Robert Joppy Kardinal, menyalurkan sebanyak 1.500 paket makanan bergizi berbahan dasar olahan ikan segar kepada masyarakat di Kota Sorong, Papua Barat Daya, sebagai bagian dari kampanye "Gemar Konsumsi Ikan" atau Gemarikan.
Robert menjelaskan bahwa program ini bertujuan untuk meningkatkan asupan gizi masyarakat serta menjadi upaya konkret dalam membantu mengatasi masalah stunting.
"Paket bergizi ini berisi olahan ikan segar yang kami harapkan dapat meningkatkan asupan gizi masyarakat, sekaligus membantu mengatasi masalah stunting di Kota Sorong," ungkapnya.
Distribusi Paket dan Dukungan Terhadap Pemberdayaan Masyarakat
Bantuan tersebut didistribusikan secara merata, masing-masing sebanyak 500 paket untuk warga di Kelurahan Klaligi, Kelurahan Klabala, dan Kelurahan Klawasi.
Melalui program Gemarikan, masyarakat didorong untuk mengonsumsi ikan sebagai sumber protein utama yang penting bagi tumbuh kembang anak.
Robert juga menekankan bahwa olahan ikan bergizi bukan hanya solusi pencegahan stunting, tetapi juga mendukung pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui pengolahan ikan segar bernilai tambah tinggi.
Ia menyampaikan harapan agar program ini berdampak positif secara jangka panjang terhadap kesehatan dan kualitas hidup masyarakat Kota Sorong.
Prevalensi Stunting Turun, Tapi Masih Ada Tantangan Wilayah
Berdasarkan data E-PPGBM triwulan I tahun 2025, dari total 10.802 balita yang menjadi sasaran pengukuran di Kota Sorong, sebanyak 4.671 anak telah ditimbang dan diukur.
Hasilnya menunjukkan terdapat 388 kasus stunting, dengan prevalensi sebesar 8,31 persen.
Angka tersebut menunjukkan penurunan signifikan dibandingkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2025, yang mencatat prevalensi stunting di tingkat provinsi Papua Barat Daya sebesar 31,0 persen.
Meski demikian, distribusi kasus stunting di Kota Sorong menunjukkan perbedaan antarwilayah.
Wilayah Sorong Barat mencatat prevalensi tertinggi sebesar 15,05 persen (42 dari 279 balita), disusul Sorong Kepulauan sebesar 13,80 persen (41 dari 297 balita), dan Sorong Timur dengan angka terendah 2,29 persen (14 dari 611 balita).
Distrik Sorong mencatat jumlah kasus stunting tertinggi dengan 82 balita, sementara distrik lain seperti Malaimsimsa, Sorong Manoi, dan Sorong Kota masih memiliki prevalensi di atas 8 persen.
- Penulis :
- Aditya Yohan
- Editor :
- Tria Dianti