
Pantau - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti memaparkan tiga strategi utama dalam mewujudkan pendidikan yang merata dan inklusif bagi seluruh anak Indonesia, termasuk yang tinggal di daerah terpencil dan sulit dijangkau.
Pemaparan tersebut disampaikan dalam acara Sapa Murid SMK 2025 yang digelar di Jakarta pada Rabu, 23 Juli 2025.
Strategi pertama adalah penerapan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) sebagai solusi akses pendidikan untuk anak-anak di wilayah dengan tantangan geografis.
"Anak-anak Indonesia yang tinggal di daerah yang secara geografis memang tidak mudah dijangkau, mereka bisa tetap belajar melalui pembelajaran jarak jauh," ujarnya.
PJJ, PKBM, dan Sekolah Satu Atap Jadi Pilar Akses Pendidikan
Strategi kedua adalah penguatan jalur pendidikan nonformal melalui Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), yang menyelenggarakan program kesetaraan setara SD, SMP, dan SMA, seperti Paket A, Paket B, dan Paket C.
Strategi ketiga adalah pembangunan sekolah satu atap yang mengintegrasikan dua hingga tiga jenjang pendidikan dalam satu lokasi, dengan penyesuaian waktu belajar yang fleksibel.
"Tentu jam masuknya diatur sedemikian rupa supaya mereka tetap bisa belajar dan ini adalah cara kami untuk bagaimana agar anak-anak Indonesia berkesempatan untuk memperoleh pendidikan," jelasnya.
Abdul Mu’ti menegaskan bahwa pendidikan tidak selalu harus identik dengan sekolah formal (schooling), tetapi juga mencakup proses belajar (learning) yang dapat dilakukan di berbagai tempat.
"Anak-anak juga bisa belajar di tempat-tempat kursus, di tempat-tempat pelatihan untuk mereka punya keterampilan-keterampilan dalam bidang-bidang tertentu, yang memungkinkan mereka untuk bisa memasuki dunia kerja atau bahkan bisa menciptakan lapangan pekerjaan," tambahnya.
Semangat Belajar dan Cita-cita Mulia Jadi Kunci Masa Depan
Dalam kesempatan itu, Mendikdasmen juga memberikan pesan motivasi kepada seluruh siswa Indonesia agar tidak membatasi diri dan tetap memiliki cita-cita mulia.
"Jangan mengatakan tidak bisa, karena begitu kita mengatakan tidak bisa, kita mengalami namanya mental block, yang dengan mental block itu kita tidak memiliki semangat juang, tidak memiliki motivasi," katanya.
Ia menekankan bahwa yang terpenting bukanlah seberapa hebat seseorang saat ini, tetapi keinginan untuk terus menjadi lebih baik.
"Ini bukan soal anda itu sudah sebagus apa, tapi yang penting adalah Anda ingin menjadi lebih baik lagi. Semua hal itu akan bisa kita capai dengan bertahap. Kita semua sering terpesona dengan Tembok Cina, bangunan yang merupakan bagian dari wonder of the world atau keajaiban dunia. Tapi orang sering lupa, bahwa Tembok Cina yang sudah berdiri ratusan, bahkan ini ribuan tahun yang lalu itu, pembangunannya dimulai dari satu batu saja," ujar Abdul Mu’ti.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf