
Pantau - Pemerintah Indonesia tengah mengupayakan langkah diplomatik untuk meredam konflik antara Thailand dan Kamboja yang dikhawatirkan dapat mengganggu stabilitas keamanan dan ekonomi di kawasan Asia Tenggara.
Wakil Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan, Lodewijk Freidrich Paulus, menyampaikan bahwa Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri sedang menjalin komunikasi dengan kedua negara yang berseteru.
"Kita akan lihat langkah-langkah dari Kementerian Luar Negeri. Kita akan cek sejauh mana. Karena selama ini kita sudah berkomunikasi," ungkapnya saat ditemui di kantor Kemenko Polkam, Jakarta Pusat, pada Jumat.
Diplomasi Damai dan Peran Aktif ASEAN
Lodewijk menyayangkan konflik yang terjadi karena dapat mengganggu stabilitas kawasan, dan menegaskan bahwa Indonesia sebagai bagian dari ASEAN harus mengambil peran aktif.
"Kita tentunya secara diplomatis akan mendekati kedua negara melalui Kementerian Luar Negeri untuk berkomunikasi," jelasnya.
Meski demikian, Lodewijk tidak merinci metode pendekatan yang telah atau akan ditempuh dalam waktu dekat.
Anggota Komisi I DPR RI, Amelia Anggraini, menekankan pentingnya kesiapsiagaan pemerintah terhadap kemungkinan eskalasi konflik antara Thailand dan Kamboja.
Ia mendorong pemerintah untuk memperkuat sistem deteksi dini di kawasan serta meningkatkan koordinasi dengan negara-negara ASEAN lainnya.
"Di sinilah kepemimpinan Indonesia diuji, bukan hanya sebagai penengah, tapi juga sebagai penjaga perdamaian regional," kata Amelia di Jakarta.
Pengalaman Indonesia dan Potensi Dampak Konflik
Amelia menyatakan bahwa Indonesia harus mendorong kedua negara untuk menahan diri, membuka dialog, dan mencari solusi damai melalui jalur diplomasi bilateral maupun kerangka ASEAN.
"Faktanya, Indonesia punya pengalaman panjang sebagai juru damai di kawasan Asia Tenggara, seperti saat menyelesaikan konflik Kamboja pada akhir 1980-an dan dalam penyelesaian krisis Rakhine di Myanmar," ujarnya.
Ia juga mengingatkan agar pemerintah mempersiapkan skenario evakuasi bagi Warga Negara Indonesia (WNI) jika konflik meluas serta mengantisipasi dampak lain.
"Termasuk dampak yang ditimbulkan terutama soal arus pengungsi, bauran ideologi dan faktor ekonomi," tambahnya.
- Penulis :
- Shila Glorya










