
Pantau - Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) melalui Direktorat Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi menggelar acara "Pesona Kebaya Nusantara, Satu Benang Berjuta Cerita" di Kota Surakarta sebagai bentuk peringatan Hari Kebaya Nasional dan ajakan untuk menghidupkan kembali kebaya sebagai identitas bangsa.
Direktur Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi, Restu Gunawan, menegaskan pentingnya pelestarian kebaya, terutama sebagai simbol budaya perempuan Indonesia.
Kebaya saat ini telah ditetapkan sebagai warisan budaya oleh UNESCO, sehingga pelestariannya dinilai sangat penting dalam menjaga identitas nasional.
"Tugas kita bersama adalah menghidupi dan menghidupkan kebaya melalui berbagai aktivitas dan acara. Ini bisa berjalan dengan baik apabila ada dukungan bersama dari pemerintah, komunitas, serta seluruh masyarakat," ungkapnya.
Peringatan Perdana Hari Kebaya Digelar di Surakarta
Acara "Pesona Kebaya Nusantara" menjadi peringatan pertama yang diselenggarakan pemerintah dalam rangka Hari Kebaya Nasional.
Surakarta dipilih sebagai lokasi karena kota ini memiliki akar budaya yang kuat dan sejarah panjang dalam tradisi berkebaya.
"Peringatan pertama ini sungguh membanggakan, dan saya yakin gaungnya akan menyebar ke seluruh Indonesia dan dunia," ujar Restu Gunawan.
Rangkaian acara dimulai pada saat Car Free Day dengan Parade Berkebaya yang mengambil rute dari Gedung Wuryaningratan (House of Danar Hadi) menuju Pasar Triwindu Surakarta.
Parade diikuti oleh prajurit Kraton Surakarta Hadiningrat, anggota Dharma Wanita Persatuan, anak-anak, dan komunitas kebaya dari berbagai daerah.
Seni, Edukasi, dan UMKM Meriahkan Perayaan
Selain parade, pengunjung disuguhkan dengan penampilan seniman Sruti Respati dan Yuyun George.
Pertunjukan musik, tarian tradisional, serta fashion show berkebaya dari berbagai sanggar budaya dan sekolah di Surakarta turut memeriahkan acara.
Kegiatan edukatif seperti workshop berkain, pemanfaatan kain perca, serta pembuatan serabi juga diselenggarakan guna meningkatkan interaksi dan partisipasi masyarakat.
Tak ketinggalan, bazar UMKM dan kuliner lokal digelar untuk mendukung pemberdayaan ekonomi masyarakat dan pelestarian budaya gastronomi Indonesia.
Sebagai penutup, Restu Gunawan bersama Katharine Grace Fadli Zon, B.R.A Putri Woelan Sari Dewi, dan Walikota Solo Respati Ardi secara simbolis memukul kenong, alat musik tradisional gamelan Jawa.
- Penulis :
- Arian Mesa