billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Kolaborasi Lintas Sektor Dinilai Efektif Kendalikan Karhutla, Menhut: Kita Berhasil Robohkan Ego Sektoral

Oleh Shila Glorya
SHARE   :

Kolaborasi Lintas Sektor Dinilai Efektif Kendalikan Karhutla, Menhut: Kita Berhasil Robohkan Ego Sektoral
Foto: Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni saat monitoring yang dilakukan Kemenhut bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Jakarta (sumber: Kemenhut RI)

Pantau - Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni menyatakan bahwa kebakaran hutan dan lahan (karhutla) saat ini terkendali dengan baik, berkat kerja sama lintas lembaga dan sektor yang berjalan efektif.

"Alhamdulillah, sekali lagi bahwa kebakaran hutan per hari ini, terkendali dengan baik," ungkapnya.

Menhut menegaskan bahwa keberhasilan ini merupakan hasil dari koordinasi dan kolaborasi yang solid, serta kesediaan berbagai pihak untuk menyingkirkan ego sektoral demi penanganan bersama.

"Keberhasilan kita karena kerja sama, koordinasi, kolaborasi dan keberhasilan kita merobohkan ego sektoral di antara kementerian, lembaga dan daerah," ia mengungkapkan.

Koordinasi Berdasarkan Kajian dan Pengalaman

Raja Juli Antoni menjelaskan bahwa penanganan karhutla tidak dilakukan secara reaktif, melainkan berdasarkan hasil rapat dan monitoring bersama Kementerian Kehutanan, BNPB, serta para pemimpin daerah.

Antisipasi dilakukan dengan mempertimbangkan kajian ilmiah dan pengalaman pada tahun-tahun sebelumnya.

"Dengan spirit bahwa kebakaran hutan dan lahan adalah masalah kita bersama. Oleh karena itu kita, harus bekerja sama menghadapi ini," katanya.

Ia menambahkan bahwa penegakan hukum juga menjadi faktor penting dalam upaya pengendalian karhutla.

"Selain itu, keberhasilan kita karena penegakan hukum yang efektif, ada efek jera yang ditimbulkan kepada mereka yang bermain api," ujarnya.

Peringatan Dini dan Strategi Penanganan

Meski saat ini terkendali, Raja Juli mengingatkan bahwa potensi kebakaran masih tinggi, terutama pada awal Agustus 2025.

"Pada 10 hari pertama di bulan Agustus, hampir di semua provinsi ada warning atau peringatan, karena ada kombinasi curah hujan kecil/rendah, pembentukan awan rendah/sulit, sehingga tingkat kekeringan lahan dan tingkat potensi kebakaran hutan tinggi," jelasnya.

Menhut meminta seluruh pihak tetap siaga dan terus bekerja sama.

"Di 10 hari awal Agustus, kita harus bahu-membahu, bekerja sama, agar tidak ada potensi kebakaran hutan," tegasnya.

Sementara itu, Kepala BNPB Suharyanto menambahkan bahwa strategi penanganan karhutla dilaksanakan secara terpadu.

"Semua (penanganan dilakukan) secara terpadu, baik darat, operasi OMC (Operasi Modifikasi Cuaca) maupun udara," ujarnya.

Penulis :
Shila Glorya