
Pantau - Sejumlah berita penting terjadi pada Senin, 28 Juli 2025, mulai dari peringatan medis soal saraf kejepit yang marak dialami remaja, kasus kekerasan seksual di pondok pesantren di Sumenep, hingga temuan spesies baru jamur Morel di Gunung Rinjani.
Kementerian Sosial dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) juga menyampaikan kebijakan dan respons terkini terkait masalah sosial dan pendidikan.
Mensos Siapkan Guru Pengganti dan Menteri PPPA Kawal Kasus Ponpes
Menteri Sosial Saifullah Yusuf menyatakan bahwa Kementerian Sosial tengah menyiapkan pengganti bagi 160 guru yang mundur dari Sekolah Rakyat.
Para guru tersebut mengundurkan diri karena lokasi penempatan mereka terlalu jauh dari domisili.
"Guru pengganti akan diambil dari tenaga pendidikan profesi guru," ungkap Saifullah di Jakarta, Senin.
Sementara itu, Menteri PPPA Arifah Fauzi menyatakan akan mengawal penanganan kasus kekerasan seksual oleh pengasuh pondok pesantren terhadap sembilan santri di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.
"Tindakan kekerasan seksual oleh pihak yang seharusnya menjadi pelindung anak merupakan pelanggaran serius terhadap nilai kemanusiaan," tegas Arifah dari Jakarta, Senin.
Spesies Jamur Baru dan Lonjakan Kasus Anak dari KPAI
Lembaga Biologi BRIN bersama tim peneliti berhasil mendeskripsikan spesies baru jamur Morel dari kawasan Cagar Biosfer Gunung Rinjani, NTB.
Spesies tersebut diberi nama Morchella rinjaniensis dan menjadi jamur Morchella tropis pertama dari Indonesia yang dideskripsikan secara ilmiah melalui pendekatan morfologi dan analisis molekuler.
Sementara itu, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat sebanyak 854 kasus pengaduan anak korban kekerasan fisik, psikis, dan bunuh diri selama periode 2022 hingga 2025.
"Data ini berasal dari subklaster anak korban kekerasan," ungkap anggota KPAI, Diyah Puspitarini, dari Jakarta, Senin.
Dokter: Saraf Kejepit Marak Terjadi pada Remaja Akibat Kebiasaan Duduk Lama
Spesialis orthopedi tulang belakang dari Eka Hospital BSD Tangerang, dr. Asrafi Rizki Gatam, menyatakan banyak remaja mengalami saraf kejepit akibat kebiasaan duduk terlalu lama.
Kondisi ini disebabkan oleh posisi duduk yang tidak ergonomis, sehingga mengganggu postur tubuh.
"Kasus paling sering terjadi di area lumbar atau tulang belakang bagian bawah, dan menyebabkan nyeri punggung," jelasnya dari Tangerang, Banten, Senin.
- Penulis :
- Aditya Yohan
- Editor :
- Tria Dianti