
Pantau - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyatakan bahwa penerapan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) di perpustakaan tidak hanya mempercepat layanan, tetapi juga memperkuat fungsi perpustakaan sebagai pusat inovasi, informasi, dan pembelajaran sepanjang hayat.
"Kami percaya AI ini tidak hanya mempercepat layanan ataupun akses buku, tetapi juga memperkuat fungsi perpustakaan sebagai pusat inovasi, pusat informasi dan pusat pembelajaran sepanjang hayat," ungkap Suryanto, Kepala Bidang Pembinaan Perpustakaan dan Pembudayaan Kegemaran Membaca Dispusip DKI Jakarta dalam seminar bertema "Perguruan Tinggi dan Kecerdasan Artifisial" di Jakarta.
Transformasi Digital untuk Wujudkan Kota Global
Pemanfaatan AI merupakan bagian dari transformasi digital Jakarta menuju kota global yang inklusif dan berkelanjutan.
AI kini berperan tidak hanya sebagai alat teknologi, tetapi juga sebagai sarana untuk membuka akses yang lebih relevan dan adil terhadap pengetahuan.
Perpustakaan di Jakarta mulai bertransformasi mengikuti perkembangan teknologi informasi dan kecerdasan buatan yang pesat.
"Kita harus mampu mengadopsi kebutuhan perpustakaan yang kita kelola. Ini menjadi niscaya bahwa kita harus mengetahui dan harus melakukan teknis-teknis yang strategis di mana perpustakaan kita mengadopsi AI," ujar Suryanto.
Teknologi AI Permudah Akses Buku dan Tingkatkan Pengalaman Pengguna
Teknologi AI yang digunakan di Perpustakaan Jakarta mencakup sistem pencarian informasi berbasis natural language processing (NLP), yang memungkinkan komputer memahami bahasa manusia, serta sistem rekomendasi koleksi otomatis berdasarkan kebiasaan dan preferensi pengguna.
AI juga diterapkan dalam layanan imersif yang menggabungkan teknologi digital, arsip, dan ruang eksplorasi kreatif agar pengunjung dapat menikmati literasi secara lebih menarik dan modern.
Situs dan aplikasi Jaklitera kini semakin ramah pengguna berkat integrasi AI.
"Tujuan kami memudahkan akses terhadap buku di perpustakaan yang kami kelola," tambah Suryanto.
Data OECD tahun 2021 menyebutkan bahwa sekitar 65 persen pekerjaan baru di bidang akademik dan riset akan berkaitan dengan teknologi digital dan AI.
Dengan kondisi ini, perpustakaan dituntut berperan aktif tidak hanya sebagai penyedia koleksi, tetapi juga sebagai mitra dalam literasi digital, pengelolaan data riset, dan pengembangan keterampilan teknologi masa depan.
- Penulis :
- Aditya Yohan