billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

BMKG: Lima Kabupaten di NTB Siaga Kekeringan, Waspadai Bahaya Kebakaran Hutan

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

BMKG: Lima Kabupaten di NTB Siaga Kekeringan, Waspadai Bahaya Kebakaran Hutan
Foto: (Sumber: Tangkapan layar prakiraan BMKG terkait kondisi curah hujan di Nusa Tenggara Barat pada Agustus 2025. (ANTARA/HO-BMKG NTB))

Pantau - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan bahwa lima kabupaten di Nusa Tenggara Barat (NTB) saat ini berada dalam status siaga kekeringan akibat dampak musim kemarau yang melanda seluruh wilayah provinsi tersebut.

"Seluruh wilayah NTB sudah berada pada periode musim kemarau. Masyarakat perlu mewaspadai adanya potensi bencana hidrometeorologi kekeringan dan bencana kebakaran hutan dan lahan", ungkap BMKG dalam keterangan resminya.

Lima Daerah Terdampak dan Hari Tanpa Hujan

Lima kabupaten yang terdampak dan dinyatakan siaga kekeringan meliputi:

  • Kabupaten Dompu: Kecamatan Kilo dan Pajo
  • Kabupaten Bima: Kecamatan Lambitu, Lambu, Sape, dan Soromandi
  • Kabupaten Lombok Timur: Kecamatan Sambelia
  • Kabupaten Sumbawa: Kecamatan Labuhan Badas, Moyo Utara, Rhee, dan Sumbawa
  • Kabupaten Sumbawa Barat: Kecamatan Jereweh

Kekeringan terjadi akibat akumulasi hari kering berturut-turut yang cukup ekstrem dalam beberapa waktu terakhir.

Pemantauan hari tanpa hujan menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah NTB mengalami 1–5 hari tanpa hujan, namun beberapa wilayah mencatat kondisi yang lebih ekstrem dengan 21–30 hari tanpa hujan.

Bahkan terdapat wilayah dengan kategori sangat panjang, yakni 31–60 hari tanpa hujan.

Pos Hujan Rhee di Kabupaten Sumbawa mencatat rekor tertinggi dengan 51 hari tanpa hujan secara berturut-turut.

Potensi Hujan Rendah dan Imbauan BMKG

BMKG memperkirakan bahwa potensi hujan pada dasarian pertama Agustus 2025 (periode 1–10 Agustus) sangat kecil.

Intensitas hujan lebih dari 20 milimeter per dasarian diperkirakan hanya terjadi di kurang dari 10 persen wilayah NTB.

BMKG mengimbau masyarakat untuk memanfaatkan hujan yang masih turun secara sporadis dengan menampung air menggunakan embung, waduk, atau sarana penampungan air lainnya.

"Masyarakat agar dapat memanfaatkan hujan yang turun untuk mengisi penampungan air seperti embung, waduk, atau penampungan air hujan lainnya", seruan BMKG.

Kondisi IOD dan ENSO Masih Netral

Secara klimatologis, BMKG mencatat bahwa indeks Dipol Samudra Hindia (IOD) pada dasarian terakhir berada di angka minus 0,38, menandakan fase netral.

Fase IOD netral diperkirakan akan bertahan hingga semester kedua tahun 2025.

Sementara itu, anomali suhu permukaan laut di wilayah Nino3.4 menunjukkan indeks sebesar minus 0,12.

Hal ini mengindikasikan bahwa kondisi ENSO (El Niño–Southern Oscillation) juga berada dalam fase netral dan diperkirakan tetap demikian hingga akhir tahun.

Penulis :
Ahmad Yusuf
Editor :
Tria Dianti