Tampilan mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Rycko Menoza Desak Pemerintah Perkuat Industri Nasional Usai Kesepakatan Dagang dengan AS

Oleh Shila Glorya
SHARE   :

Rycko Menoza Desak Pemerintah Perkuat Industri Nasional Usai Kesepakatan Dagang dengan AS
Foto: Anggota Komisi VII DPR RI Rycko Menoza (sumber: Dokpri)

Pantau - Anggota Komisi VII DPR RI, Rycko Menoza, mendesak pemerintah untuk segera memperkuat industri dalam negeri menyusul kesepakatan dagang terbaru antara Indonesia dan Amerika Serikat yang diteken pada akhir Juli 2025.

Kesepakatan tersebut mencakup penghapusan tarif impor atas produk-produk asal Amerika Serikat serta penghapusan hambatan nontarif seperti sertifikasi, inspeksi prakapalan, dan standar teknis produk.

Rycko menilai langkah ini dapat mengancam daya saing industri lokal karena masuknya produk-produk luar negeri yang semakin murah dan mudah diakses oleh pasar dalam negeri.

"Jangan sampai kita sangat bergantung pada satu negara adidaya. Kita harus memperkuat pasar lokal dan secara aktif membuka pasar-pasar baru, seperti Asia, Afrika, dan Eropa," ungkapnya.

Komitmen Dagang yang Berisiko bagi Industri Dalam Negeri

Dalam kesepakatan dagang tersebut, Indonesia juga sepakat untuk membeli sejumlah produk strategis dari Amerika Serikat, termasuk 50 unit pesawat Boeing, energi senilai 15 miliar dolar AS, serta produk pertanian senilai 4,5 miliar dolar AS.

Di sisi lain, Indonesia berhasil menurunkan tarif ekspor atas produk nasional yang masuk ke pasar AS dari 32 persen menjadi 19 persen.

Namun, sebagai imbal balik, hampir seluruh produk AS akan dibebaskan dari bea masuk serta hambatan teknis lainnya saat masuk ke pasar Indonesia.

Rycko menegaskan pentingnya menjaga kemandirian ekonomi di tengah serbuan produk asing dari negara maju.

"Ini harus menjadi cambuk. Jangan sampai kita berkiblat pada barang-barang luar dan malah melemahkan industri lokal, apalagi kalau tidak ada penggantinya. Industri kita harus didorong agar bisa bersaing," tegasnya.

Strategi Jangka Panjang Diperlukan

Sebagai anggota Komisi VII yang membidangi sektor energi dan industri strategis, Rycko meminta pemerintah menyiapkan strategi jangka panjang untuk memastikan industri nasional mampu beradaptasi dan tumbuh di tengah persaingan global.

"Kita harus belajar dari kebijakan ini. Ini waktunya memperkuat kemampuan produksi dalam negeri, termasuk pengembangan suku cadang dan komponen penting lainnya, agar kita tidak selamanya bergantung pada negara lain," ia mengungkapkan.

Ia mendorong agar pemerintah segera mengambil langkah konkret melalui peningkatan riset, alih teknologi, dan pemberian insentif kepada pelaku industri nasional.

Menurutnya, hanya dengan cara itu industri dalam negeri bisa bertahan sekaligus berkembang dalam lanskap perdagangan internasional yang semakin terbuka.

Penulis :
Shila Glorya