billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

BNPB: Karhutla di Kalimantan Tengah Lebih Sulit Ditangani Dibanding NTT karena Lahan Gambut

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

BNPB: Karhutla di Kalimantan Tengah Lebih Sulit Ditangani Dibanding NTT karena Lahan Gambut
Foto: (Sumber: Arsip Foto- Wakil Perdana Menteri Malaysia Dato’ Seri Ahmad Zahid Hamidi (tengah) menjawab pertanyaan jurnalis dalam konferensi pers terkait kunjungan kerja dan diskusi kebencanaan bersama Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Suharyanto (kiri) di Aula Kantor BNPB, Jalan Pramuka, Jakarta, Senin (21/4/2025) ANTARA/M Riezko Bima Elko Prasetyo)

Pantau - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan bahwa kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kalimantan Tengah lebih sulit dikendalikan dibandingkan dengan yang terjadi di Nusa Tenggara Timur (NTT), akibat dominasi lahan gambut yang sangat rentan terbakar saat musim kering.

Kepala BNPB, Suharyanto, menjelaskan bahwa karakteristik lahan menjadi faktor kunci dalam tingkat kesulitan penanganan karhutla.

"Nusa Tenggara Timur, meski area terbakar lebih luas, karena bukan gambut, begitu hujan atau intervensi penyiraman air, langsung padam," ungkapnya.

Sebaliknya, api yang melanda lahan gambut tidak akan langsung padam meskipun telah disiram air, sehingga penanganannya menjadi jauh lebih kompleks.

Karhutla Gambut Jadi Tantangan Nasional

Selain Kalimantan Tengah, Suharyanto menyebut lima provinsi lain yang juga termasuk wilayah prioritas penanganan karhutla gambut, yaitu Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, Jambi, dan Riau.

"Bila kebakaran melanda lahan gambut, tantangannya menjadi besar, api tidak langsung padam walau disiram air," ujarnya menekankan.

Dalam menghadapi karhutla di wilayah bergambut, pemerintah harus melakukan intervensi serius dengan mengerahkan tim satuan tugas darat lengkap dengan peralatan, penyiraman udara menggunakan pesawat khusus, serta modifikasi cuaca untuk meningkatkan peluang hujan.

BNPB juga mengingatkan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi potensi karhutla, terutama karena puncak musim kemarau diperkirakan berlangsung hingga awal September.

Mayoritas Lahan Terbakar Adalah Gambut

Data dari peta indikasi karhutla Kementerian Kehutanan sepanjang Januari–Juni 2025 menunjukkan bahwa total lahan terbakar mencapai 8.594 hektare, dengan sekitar 80,15 persen di antaranya merupakan kawasan lahan gambut.

Dari enam provinsi prioritas, wilayah dengan kejadian karhutla tertinggi adalah Kalimantan Barat (1.149 hektare), diikuti Riau (751 hektare), Kalimantan Tengah (146 hektare), serta Jambi dan Sumatera Selatan (masing-masing 43 hektare). Kalimantan Selatan belum melaporkan adanya kebakaran.

Sementara itu, di Nusa Tenggara Timur, tercatat 1.424,23 hektare lahan terbakar sepanjang periode yang sama.

Penulis :
Aditya Yohan
Editor :
Tria Dianti