
Pantau - Ketua DPR RI Puan Maharani mengapresiasi permohonan maaf terbuka yang disampaikan Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI), Didiek Hartantyo, atas terganggunya layanan pasca anjloknya KA Argo Bromo Anggrek di Stasiun Pegadenbaru, Subang, pada Jumat, 1 Agustus 2025.
Puan menilai gestur membungkuk dan sikap tidak menyalahkan pihak lain yang ditunjukkan Dirut KAI sebagai cerminan kepemimpinan yang bertanggung jawab.
"Kita butuh lebih banyak pemimpin yang berani mengakui kesalahan, bukan yang sibuk mencari pembenaran. Kepercayaan publik bukan sesuatu yang diberikan secara otomatis, tapi harus diperjuangkan melalui transparansi dan tanggung jawab," ujar Puan.
Ia menegaskan bahwa permintaan maaf tersebut merupakan bagian dari akuntabilitas sekaligus langkah awal penting dalam memperbaiki layanan transportasi nasional.
Reformasi Transportasi Kereta Jadi Sorotan DPR
Puan mendorong agar momentum ini tidak berhenti pada simbol permintaan maaf semata, tetapi disertai dengan pembenahan menyeluruh pada sistem dan manajemen transportasi, khususnya perkeretaapian.
"Bukan hanya keretanya yang harus kembali ke rel, tapi juga kepercayaan rakyat juga harus bisa kembali. Itu tidak bisa dibangun hanya dengan kata-kata, tapi dengan pembenahan menyeluruh dan sikap bertanggung jawab," tegasnya.
Ia menyebut sejumlah hal yang mendesak untuk segera diperbaiki, seperti:
- Standar operasional prosedur (SOP)
- Mitigasi risiko kecelakaan
- Peningkatan kualitas layanan
- Menurut Puan, permintaan maaf memang penting, tetapi tidak cukup.
"Permintaan maaf itu baik, tapi jangan berhenti di situ, yang dibutuhkan publik bukan sekadar simbol empati, tapi langkah konkret untuk membenahi sistem. Jangan sampai ini hanya menjadi gimik," ujarnya.
Evaluasi Koordinasi dan Dorongan Digitalisasi Sistem
Puan juga menyoroti pentingnya evaluasi terhadap koordinasi antara operator dan regulator kereta api.
Ia menyebut lemahnya komunikasi dan pengawasan teknis sebagai faktor yang dapat menimbulkan masalah fatal.
"Kurangnya koordinasi bisa memicu kelalaian yang fatal karena itu setelah permintaan maaf, yang harus dilakukan adalah duduk bersama untuk merombak sistem transportasi yang ada," jelasnya.
Lebih lanjut, ia mendorong pembaruan teknologi dan percepatan digitalisasi dalam sistem monitoring dan pengendalian perjalanan kereta api.
"Keselamatan penumpang adalah hal utama. Kita sudah tidak bisa lagi bergantung pada sistem manual. Keselamatan publik menuntut kecepatan, transparansi, dan teknologi yang mumpuni," tegas Puan.
Respons KAI atas Insiden Anjloknya Kereta
Sebelumnya, Dirut KAI Didiek Hartantyo menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada publik dalam konferensi pers.
"Kami menyadari sepenuhnya bahwa insiden ini berdampak besar terhadap rencana perjalanan banyak pelanggan. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi dan berterima kasih atas kesabaran serta pengertian yang telah diberikan," ungkap Didiek.
Insiden anjloknya KA Argo Bromo Anggrek menyebabkan pembatalan 80 perjalanan kereta dan pengalihan 42 perjalanan lainnya melalui jalur memutar Purwokerto – Kroya – Bandung.
Namun, setelah dilakukan upaya intensif oleh tim KAI, kedua jalur yang sebelumnya terputus kini telah dapat dilalui kembali oleh kereta api.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf