
Pantau - Presiden Prabowo Subianto mengumumkan bahwa perjanjian kerja sama ekonomi komprehensif (CEPA) Indonesia–Peru telah rampung dibahas, disepakati, dan diteken hanya dalam waktu 14 bulan, jauh lebih cepat dibandingkan umumnya yang memakan waktu bertahun-tahun.
Perluasan Perdagangan dan Kerja Sama Lintas Sektor
"Saya menyambut dengan sangat hangat penandatanganan perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif Indonesia-Peru, CEPA, Comprehensive Economy Partnership Agreement. Perjanjian ini akan memperluas akses pasar, serta meningkatkan aktivitas perdagangan kedua negara. Biasanya, perundingan ini memakan waktu bertahun-tahun. Kita, Peru dan Indonesia berhasil dalam 14 bulan kita selesaikan perjanjian ini," kata Prabowo di Istana Merdeka.
Dengan CEPA, kedua negara akan meningkatkan kerja sama perdagangan di seluruh sektor.
Menteri Perdagangan RI Budi Santoso dan Menteri Perdagangan Luar Negeri dan Pariwisata Peru Úrsula Desilú León Chempén memperlihatkan dokumen Persetujuan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia–Peru Bab Perdagangan Barang di hadapan kedua presiden dan awak media.
Prabowo juga menegaskan kesepakatan untuk memperkuat kerja sama di bidang pertambangan, transisi energi, perikanan, dan pertahanan.
Potensi Ekspor dan Makna Historis Kunjungan
Presiden Peru Dina Boluarte meyakini CEPA akan memperkuat kerja sama ekonomi, perdagangan, dan investasi kedua negara.
"CEPA adalah bukti tekad pemerintah kita mendorong perdagangan yang lebih bebas, dan memperkuat perekonomian. Pada pertemuan kita November 2024, kita, kedua negara, berjanji menyelesaikan perundingan, perjanjian ini, dan kita mencapainya demi kepentingan pengusaha, konsumen, dan rakyat kedua negara," ujar Boluarte.
Peru merupakan pengekspor utama buah segar dan super food seperti quinoa, biji chia, bubuk matcha, anggur, dan blueberry. Produk asal Peru yang telah dikenal di Indonesia antara lain quinoa dan anggur, dan kini blueberry asal Peru akan memasuki pasar Indonesia.
Indonesia adalah mitra dagang terbesar keenam Peru di Asia, sementara Peru menempati urutan keempat tujuan ekspor terbesar produk Indonesia di kawasan Amerika Latin dan Karibia.
Kunjungan kenegaraan Presiden Dina Boluarte ke Istana Merdeka ini merupakan yang pertama kali dilakukan Presiden Peru sejak hubungan diplomatik kedua negara dibuka pada 12 Agustus 1975.
- Penulis :
- Aditya Yohan