Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Gubernur DIY Dukung Bukittinggi Raih Pengakuan Sebagai Kota Perjuangan

Oleh Shila Glorya
SHARE   :

Gubernur DIY Dukung Bukittinggi Raih Pengakuan Sebagai Kota Perjuangan
Foto: Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X berjalan bersama Wali Kota Bukittinggi Ramlan Nurmatias di Gedhong Wilis, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta (sumber: Pemda DIY)

Pantau - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X menyatakan dukungan terhadap upaya Pemerintah Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, untuk mendapatkan pengakuan negara sebagai Kota Perjuangan.

Audiensi di Gedhong Wilis

Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakhsmi Pratiwi, mengatakan dukungan tersebut disampaikan Sultan saat menerima audiensi Wali Kota Bukittinggi, Ramlan Nurmatias, di Gedhong Wilis, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, pada Selasa.

"Bapak Wali Kota Bukittinggi beserta seluruh jajaran memohon arahan kepada Pak Gubernur terkait dengan bagaimana negara bisa mengakui Bukittinggi sebagai Kota Perjuangan. Karena menurut beliau, Pak Wali Kota, dan juga dari fakta historis, antara Jakarta, Yogyakarta, dan Bukittinggi, itu satu kesatuan yang tidak bisa terelakkan," ungkap Dian.

Menurut Dian, Bukittinggi memiliki keterkaitan sejarah dengan Yogyakarta, termasuk pernah menjadi salah satu ibu kota pemerintahan darurat ketika Yogyakarta dikepung Belanda.

Peristiwa tersebut berkaitan dengan Serangan Umum 1 Maret di Yogyakarta yang kini diperingati sebagai Hari Penegakan Kedaulatan Negara.

"Tadi juga Pak Gubernur menyerahkan dua buah buku hasil kajian kami di Dinas Kebudayaan terkait dengan penegakan kedaulatan negara di mana Bukittinggi menjadi salah satu kota penting di dalam proses sejarah tersebut," jelas Dian.

Pandangan Wali Kota Bukittinggi

Wali Kota Bukittinggi, Ramlan Nurmatias, menjelaskan bahwa kunjungannya ke Yogyakarta bertujuan untuk menggali sejarah secara langsung dari Sri Sultan HB X.

"Jadi kami datang ke Sri Sultan dan minta nasihat, minta saran dan pendapat ke beliau terhadap Bukittinggi. Supaya sejarah itu tidak hilang, tentu beliaulah satu-satunya yang bisa kami minta pandangan terkait sejarah ini," ungkap Ramlan.

Ramlan menilai banyak generasi muda yang saat ini kehilangan pengetahuan sejarah dan tidak mengenal tokoh maupun peristiwa penting bangsa.

"Ini yang jadi masalah. Tidak tahu mereka, itu siapa, kenapa dia, ini yang hilang. Jadi tujuan kita adalah bagaimana kita ingin menularkan dan meneruskan kepada generasi muda kita, karena tidak bisa kita melupakan pendiri bangsa ini," tegasnya.

Penulis :
Shila Glorya