
Pantau - Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, M. Hanif Dhakiri, menyoroti belum optimalnya dampak pertumbuhan ekonomi nasional terhadap kesejahteraan masyarakat, meskipun ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,12 persen pada pertengahan tahun 2025.
Penyerapan Tenaga Kerja Masih Menjadi Tantangan
Hanif menyampaikan pernyataan tersebut usai menghadiri acara Konsinyering Himbara bertema "Kinerja Kredit Perbankan di Pulau Kalimantan dan Economic Outlook 2025" yang berlangsung di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, pada Selasa, 12 Agustus 2025.
Ia mengingatkan bahwa pertumbuhan ekonomi belum serta-merta menciptakan efek langsung bagi kesejahteraan rakyat, terutama dalam hal penyediaan lapangan kerja.
"Kalau lihat angkanya, pertumbuhan memang naik tapi di bawah stagnan, orang banyak yang belum punya pekerjaan," ungkapnya.
Menurut Hanif, lemahnya penyerapan tenaga kerja menjadi tantangan besar yang harus segera diatasi oleh pemerintah bersama sektor perbankan nasional.
Peran Besar Himbara dan Pentingnya Koordinasi PPATK
Hanif juga menyoroti tanggung jawab besar yang diemban bank-bank Himbara dalam menyalurkan berbagai program pemerintah, seperti program "Koperasi Merah Putih" yang membutuhkan aliran dana dalam jumlah besar.
Di tengah kondisi ekonomi yang belum merata, ia menilai bahwa Himbara harus tetap menjaga performa dan kehati-hatian agar tidak kontraproduktif terhadap tujuan pembangunan nasional.
"Bank Himbara harus tetap optimal dan hati-hati. Kita harus mendukung penuh, tapi jangan sampai beban besar membuat kinerja perbankan justru kontraproduktif terhadap tujuan nasional," ia mengungkapkan.
Selain itu, Hanif juga menyoroti pentingnya koordinasi yang lebih baik antara otoritas keuangan, khususnya dalam kebijakan pemblokiran rekening oleh Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).
Ia mengingatkan bahwa koordinasi yang lemah dapat menurunkan kepercayaan publik terhadap perbankan, yang pada gilirannya dapat mengganggu sirkulasi uang dan menghambat pertumbuhan ekonomi di tingkat bawah.
- Penulis :
- Arian Mesa