billboard mobile
FLOII Event 2025 - Paralax
ads
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Pemerintah Kaji Peran Koperasi Desa dalam Proyek Raksasa PLTS 100 GW untuk Ketahanan Energi Nasional

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

Pemerintah Kaji Peran Koperasi Desa dalam Proyek Raksasa PLTS 100 GW untuk Ketahanan Energi Nasional
Foto: Ilustrasi - Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) (sumber: PT PLN IP)

Pantau - Menteri Koperasi dan UKM Budi Arie Setiadi menyatakan pemerintah tengah mengkaji peran Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih dalam pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) berkapasitas 100 gigawatt (GW) yang diharapkan menjadi pilar ketahanan energi nasional.

Kajian Peran Kopdes Merah Putih

"Itu sedang digodok. Nanti kalau sudah waktunya akan dibicarakan," ujar Budi Arie saat ditemui usai menghadiri Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR-DPD RI Tahun 2025 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat.

Menurutnya, proyek PLTS 100 GW ini penting untuk memanfaatkan energi baru terbarukan dan mendorong desa menjadi pusat ketahanan energi.

"Diharapkan desa kan jadi pusat ketahanan energi, terutama renewable energy. Terutama energi matahari atau solar panel," ungkap Budi Arie.

Dukungan Kementerian ESDM dan Peluang Industri Baterai

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia sebelumnya menyampaikan bahwa pihaknya tengah membangun desain besar PLTS 100 GW yang akan menyediakan listrik bagi Kopdes Merah Putih.

"Ini akan mendorong untuk bagaimana ketersediaan listrik bagi Koperasi Desa Merah Putih," kata Bahlil.

Ia menambahkan, PLTS tersebut akan dibangun untuk semua desa sekaligus membuka peluang besar bagi pengembangan industri baterai listrik di Indonesia.

"Karena PLTS itu cuma 4 jam pada saat siang hari. Selebihnya harus disimpan lewat baterai. Pada saat malam, baterai yang main. Ini saya lihat bahwa peluang pasar di Indonesia itu cukup besar," ujarnya.

Bahlil menjelaskan, kebutuhan baterai dalam negeri hingga 2034 diperkirakan mencapai 392 gigawatt hour (GWh), mencakup Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034, kebutuhan kendaraan listrik, peluang ekspor listrik, serta pembangunan PLTS 100 GW.

Potensi pasar internasional disebut mencapai 3.500 GWh pada 2030, dengan nilai pasar baterai kendaraan listrik global diproyeksikan sebesar 500 miliar dolar AS pada periode yang sama.

Penulis :
Arian Mesa