
Pantau - Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Kemenko Polkam) Republik Indonesia menggelar rapat koordinasi bersama Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya untuk mendorong pemerataan akses internet di provinsi ke-38 tersebut.
Pemetaan Infrastruktur dan Tantangan
Asisten Deputi Telekomunikasi dan Informatika Kemenko Polkam RI, Marsma TNI Agus Padnu Purnama, menjelaskan bahwa forum ini bertujuan memetakan kondisi aktual infrastruktur telekomunikasi di Papua Barat Daya.
"Kita ingin mendengar dan melihat langsung kondisi infrastruktur telekomunikasi, khususnya internet di Papua Barat Daya," ungkapnya.
Papua Barat Daya dinilai sebagai wilayah strategis, namun masih menghadapi tantangan besar, terutama akses internet yang belum merata di pedalaman dan kepulauan.
Hambatan lain mencakup terbatasnya infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) akibat faktor geografis, rendahnya literasi digital masyarakat, serta ancaman keamanan siber.
"Sebagai kementerian koordinasi, Kemenko Polkam memiliki mandat untuk memastikan pembangunan digital berjalan searah dengan penguatan kedaulatan dan keamanan nasional," tegas Agus.
Strategi dan Harapan ke Depan
Rapat koordinasi diarahkan pada tiga sasaran utama, yakni pemetaan wilayah prioritas dan blank spot, perumusan strategi percepatan pembangunan infrastruktur internet, serta penguatan komitmen lintas sektor antara pemerintah pusat, daerah, industri, dan asosiasi.
"Dan juga penguatan komitmen lintas sektor, antara pemerintah pusat, daerah, industri, dan asosiasi, guna membangun ekosistem digital yang inklusif, aman, dan berkelanjutan," ujarnya.
Agus menegaskan bahwa membangun konektivitas digital di Papua Barat Daya bukan hal mudah, tetapi sejarah menunjukkan tantangan bisa diatasi dengan tekad dan persatuan.
Forum ini diharapkan menjadi titik awal lahirnya peta jalan digital nasional yang inklusif, khususnya bagi kawasan timur Indonesia.
Marsma Agus juga menyoroti nama Papua Barat Daya yang bukan sekadar arah mata angin, tetapi melambangkan potensi besar.
Potensi itu meliputi kekayaan alam laut, perikanan, energi, dan kehutanan, keindahan wisata Raja Ampat, posisi geografis strategis dengan akses laut internasional, serta dukungan infrastruktur melalui Bandara Domine Eduard Osok yang telah ditetapkan sebagai bandara internasional.
Agus mengajak seluruh pihak menjadikan transformasi digital sebagai medan perjuangan baru bangsa Indonesia.
"Jika dulu senjata kita adalah bambu runcing, hari ini senjata kita adalah teknologi, inovasi, dan kolaborasi lintas sektor," ia mengungkapkan.
- Penulis :
- Arian Mesa