
Pantau - Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taipei bersama Kementerian Agama Republik Indonesia memfasilitasi pernikahan massal bagi 87 pasangan pekerja migran Indonesia (PMI) di Taiwan pada Minggu (24/8/2025).
Prosesi Nikah Massal Berlangsung dalam Dua Sesi
Pelaksanaan akad nikah dilakukan dalam dua sesi, yakni 44 pasangan di pagi hari dan sisanya di siang hari.
Kepala KDEI Taipei, Arif Sulistiyo, menyebut kebahagiaan tak hanya dirasakan pengantin, tetapi juga staf yang terlibat.
"Fasilitas ini hadir bagi mereka yang tidak bisa pulang karena terkendala cuti atau biaya yang tinggi, sehingga pernikahan tetap dapat dilaksanakan dengan resmi dan sah," ungkap Arif.
Sebelum prosesi akad, calon pengantin mengikuti bimbingan pranikah yang difasilitasi Kementerian Agama RI bersama organisasi masyarakat di Taiwan.
Verifikasi Ketat Sesuai Regulasi
Dari 355 pasangan yang mendaftar, panitia melakukan verifikasi dokumen, pemberkasan, serta wawancara dengan keluarga baik di Indonesia maupun Taiwan.
Hanya pasangan yang memenuhi syarat lengkap yang bisa mengikuti pernikahan massal, dan sebanyak 87 pasangan dinyatakan layak.
Proses ini mengacu pada Peraturan Menteri Agama No. 30 Tahun 2024 tentang Pencatatan Pernikahan.
KDEI menegaskan kegiatan tersebut memiliki nilai religius dan konsekuensi hukum resmi.
Pencatatan nikah di KDEI Taipei sah dan diakui negara, setara dengan pencatatan di Kantor Urusan Agama (KUA) di Indonesia.
Setiap pasangan memperoleh buku nikah resmi dari Kementerian Agama RI yang memiliki kekuatan hukum di Indonesia maupun untuk keperluan administrasi di Taiwan.
Arif menegaskan ke depan KDEI Taipei akan berperan layaknya KUA di Indonesia dengan penyelenggaraan nikah massal rutin setiap bulan bertepatan dengan Sunday Service.
"Tanggung jawab kami tidak hanya duniawi, tetapi juga akhirat. Karena itu verifikasi dilakukan dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian. Insya Allah niat baik ini akan dimudahkan dan diberkahi oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala," ucap Arif.
Ia juga berpesan agar pasangan pengantin baru merencanakan kehidupan keluarga dengan bijak, termasuk soal kehamilan.
Menurutnya, tujuan utama PMI ke Taiwan adalah bekerja, sehingga perencanaan keluarga harus diperhitungkan matang agar tidak mengganggu kesepakatan kerja dengan pemberi kerja.
- Penulis :
- Arian Mesa










