
Pantau - Pemerintah Kota Jakarta Timur mendorong kerja sama lintas sektor dalam upaya pencegahan stunting, dengan melibatkan puskesmas, Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK), dan posyandu untuk memperkuat edukasi gizi dan pemantauan anak sejak usia dini.
“Dalam upaya mencegah stunting, kami bekerja sama dengan puskesmas untuk pemantauan gizi anak, khususnya tingkat SD,” kata Asisten Perekonomian dan Pembangunan Jakarta Timur, Fauzi, Rabu (27/8).
Menurutnya, kolaborasi berbagai pihak sangat penting agar program pencegahan stunting berjalan optimal dan menjangkau masyarakat secara langsung.
Edukasi Gizi Lewat Posyandu dan PKK
Dalam implementasinya, puskesmas bertugas melakukan pemantauan kesehatan dan gizi anak, sementara PKK berperan dalam edukasi pola makan sehat di lingkungan keluarga.
Pemkot Jakarta Timur juga mendorong program Gerakan Makan Ikan (Gemarikan) dan penyediaan makanan bergizi seimbang bagi siswa sekolah.
“Seperti kita memberikan daging ikan dalam bentuk olahan dan kemasan. Biasanya orang kita suka makan-makan yang seperti itu, mudah-mudahan ini sebagai upaya,” jelas Fauzi.
Ia juga menekankan pentingnya peran ibu-ibu PKK dan posyandu dalam menyediakan alternatif makanan sehat yang menarik bagi anak-anak dan balita.
Beberapa contoh olahan yang dianjurkan antara lain smoothies dari buah dan sayur, serta makanan berbahan dasar ikan yang mudah diterima oleh anak-anak.
“Ini tantangannya, kita harus bisa bersaing dengan makanan cepat saji. Padahal kalau dibandingkan, manfaat makanan yang masih dalam bentuk alami tentu jauh lebih baik,” ujarnya.
Target Konsumsi Ikan dan Data Stunting Jakarta Timur
Untuk mendukung pencegahan stunting secara jangka panjang, Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Perikanan (KPKP) Jakarta Timur menargetkan konsumsi ikan sebesar 48,91 kilogram per orang selama tahun 2025.
Pada tahun 2024, angka konsumsi ikan di Jakarta mencapai 48,92 kilogram per orang, melebihi target awal sebesar 48,65 kilogram per orang.
Khusus wilayah Jakarta Timur, target tahun 2024 adalah 47 kilogram per orang, dan realisasi konsumsi berhasil mencapai 48,19 kilogram per orang.
Kepala Suku Dinas KPKP Jakarta Timur, Taufik Yulianto, berharap angka konsumsi ikan pada tahun ini bisa tercapai demi kesehatan dan pemenuhan gizi anak-anak.
Sementara itu, berdasarkan data hingga Februari 2025, jumlah kasus stunting di Jakarta Timur tercatat sebanyak 812 kasus.
Rinciannya adalah:
- Stunting sangat pendek: 268 anak
- Stunting pendek: 544 anak
Tiga kecamatan dengan jumlah kasus stunting tertinggi adalah:
- Cakung: 147 anak
- Kramat Jati: 102 anak
- Matraman: 100 anak
Disusul oleh kecamatan lainnya:
- Cipayung: 95 anak
- Ciracas: 82 anak
Duren Sawit dan Jatinegara: masing-masing 69 anak
- Pulogadung: 57 anak
- Pasar Rebo: 53 anak
- Makasar: 38 anak
Pemkot Jakarta Timur terus mendorong kolaborasi di tingkat lokal untuk menekan angka stunting secara berkelanjutan.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf
- Editor :
- Ahmad Yusuf