
Pantau - Setelah empat tahun vakum, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menerbitkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034 pada 26 Mei 2025, yang menandai komitmen pemerintah mempercepat pemanfaatan energi terbarukan, termasuk lewat konversi sampah menjadi listrik (Waste-to-Energy/WtE).
Delegasi RI Kunjungi Proyek WtE di Tiongkok, Bahas Teknologi dan Potensi Kerja Sama
Sebagai tindak lanjut RUPTL, delegasi lintaskementerian Indonesia dipimpin Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung melakukan kunjungan lapangan ke proyek WtE milik SUS ENVIRONMENT di Jiaxing, Tiongkok, pada 22 Agustus 2025.
Delegasi tersebut terdiri dari perwakilan Kementerian Koordinator Bidang Pangan, PLN, dan sejumlah badan pemerintah terkait lainnya.
Eric Zhan, CEO SUS International, menyambut langsung kunjungan tersebut dan memaparkan bahwa SUS ENVIRONMENT telah mengelola lebih dari 300 proyek WtE global dengan kapasitas harian 300.000 ton sampah.
Eric menjelaskan bahwa fasilitas WtE di Jiaxing menggunakan tiga lini insinerator mekanis berkapasitas masing-masing 650 ton per hari, yang seluruhnya dirancang dan diproduksi sendiri oleh SUS ENVIRONMENT.
Standar emisi dari insinerator tersebut bahkan melebihi regulasi ketat Uni Eropa tahun 2010.
Delegasi Indonesia memperoleh penjelasan rinci mengenai sistem insinerasi, fasilitas pengolahan limbah lainnya, dan konsep desain bangunan bergaya taman yang memperhatikan keindahan dan keberlanjutan lingkungan.
Yuliot Tanjung menyampaikan kekagumannya terhadap teknologi mutakhir yang digunakan serta desain pembangkit yang ramah lingkungan dan estetis.
Ia juga menyatakan ketertarikan pada program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) SUS ENVIRONMENT yang akan menyasar warga sekitar proyek di Indonesia, termasuk di Makassar.
Proyek WtE Makassar Jadi Permulaan, SUS Siap Ekspansi ke Seluruh Indonesia
SUS ENVIRONMENT telah memenangkan tender proyek WtE di Makassar dengan kapasitas 1.300 ton per hari dan nilai investasi sebesar USD 200 juta.
Proyek ini mencakup pekerjaan penggalian tumpukan sampah serta ditargetkan menghasilkan 209 juta kWh listrik per tahun.
Kontrak kerja sama proyek telah ditandatangani dengan pemerintah kota Makassar pada September 2024, dan saat ini tengah berlangsung negosiasi kontrak jual-beli listrik (PPA).
SUS menargetkan proyek Makassar akan mulai konstruksi pada 2025 dan beroperasi secara komersial (COD) pada akhir 2027.
Perusahaan juga siap memperluas jangkauan di Indonesia dengan menawarkan lini insinerator berkapasitas antara 75 hingga 1.200 ton, yang disesuaikan dengan kebutuhan kota-kota di Indonesia.
Yuliot Tanjung menyatakan dukungan penuh terhadap proses negosiasi dan tahap konstruksi berikutnya, serta berharap kerja sama ini dapat menjadi solusi bagi persoalan sampah dan krisis energi perkotaan.
Eric Zhan mengapresiasi dukungan dari pemerintah Indonesia dan menegaskan bahwa SUS ENVIRONMENT berkomitmen memperkuat kontribusinya di Indonesia, baik dari sisi teknologi, investasi, maupun pelestarian lingkungan.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf