HOME  ⁄  Nasional

Gubernur Bali Siap Bantu Georgia Dirikan Konsulat Kehormatan di Pulau Dewata

Oleh Shila Glorya
SHARE   :

Gubernur Bali Siap Bantu Georgia Dirikan Konsulat Kehormatan di Pulau Dewata
Foto: Gubernur Bali Wayan Koster bersama Dubes Georgia bahas bantuan pembentukan konsulat kehormatan di Denpasar, Bali (sumber: Pemprov Bali)

Pantau - Gubernur Bali Wayan Koster menyatakan siap membantu Pemerintah Georgia untuk membangun konsulat kehormatan di Bali, sebagai bentuk dukungan terhadap hubungan diplomatik antara Indonesia dan negara di Eropa Timur tersebut.

Pertemuan Gubernur Bali dan Dubes Georgia

Pernyataan itu disampaikan Koster saat menerima kunjungan Duta Besar Georgia untuk Indonesia, Tornike Nozadze, di Denpasar.

Dalam kesempatan itu, Nozadze menyampaikan tantangan yang dihadapi warga Georgia di Bali karena belum adanya konsulat kehormatan.

"Terima kasih atas kunjungan Duta Besar Georgia, saya akan berusaha membantu dan meminta seseorang untuk mencarikan tempat yang representatif guna mendukung rencana pembentukan konsulat kehormatan di Bali," ungkap Koster.

Koster berharap dukungan ini dapat membuka banyak peluang kerja sama antara Bali dan Georgia, khususnya di bidang budaya, pariwisata, dan investasi.

Sebagai bentuk persahabatan, Pemerintah Provinsi Bali memperkenalkan arak Bali, minuman tradisional khas Pulau Dewata, yang diberikan langsung oleh Koster kepada Dubes Georgia.

Sebaliknya, Dubes Georgia menyerahkan wine khas negaranya bernama Chateau Mukhrani kepada Koster sebagai simbol penghormatan.

Pertukaran arak Bali dan wine Georgia tersebut dijadikan jembatan budaya antara Bali dan Georgia.

Dukungan untuk Konsulat Kehormatan

Tornike Nozadze mengapresiasi kesempatan berdialog dengan pemerintah daerah Bali sekaligus menekankan pentingnya pembentukan konsulat kehormatan di Bali.

"Kami sudah lama menunggu kesempatan bertemu ini, banyak masyarakat Georgia yang datang ke Bali, bahkan sejumlah perusahaan Georgia telah berdiri di sini, baik di sektor konstruksi maupun restoran," ungkap Nozadze.

Ia menjelaskan, beberapa bulan lalu dalam forum investasi dan pertemuan bisnis, sejumlah kerja sama antara Bali dan Georgia sudah mulai terjalin.

Tantangan utama yang dihadapi adalah kesulitan komunikasi ratusan ribu masyarakat Georgia dengan perwakilan negaranya karena belum adanya konsulat kehormatan.

"Kami tahu tidak semua kedutaan memiliki konsulat kehormatan, tetapi kami memahami pentingnya keberadaan itu, beberapa bulan lalu, tercatat lebih dari 300 ribu masyarakat Georgia berada di Bali, karena itu kami memohon rekomendasi dari Bapak Gubernur terkait permasalahan tersebut," ujar Nozadze.

Ia juga menyampaikan apresiasi atas bantuan Koster serta kekagumannya terhadap Bali.

"Saya percaya Bali adalah harta berharga bagi Indonesia, Bali juga sudah sangat dikenal di kalangan masyarakat Georgia," katanya.

Meski sudah empat kali ke Bali, Nozadze mengaku tetap kagum dengan Pulau Dewata.

Penulis :
Shila Glorya