
Pantau - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung memastikan halte TransJakarta di kawasan Senen, Jakarta Pusat, yang sempat rusak parah akibat demonstrasi, akan diresmikan kembali pada Senin, 8 September 2025.
Pramono menyampaikan kabar tersebut saat meninjau kondisi transportasi publik pascakerusuhan akhir Agustus lalu.
"Alhamdulillah, sampai hari ini semua moda transportasi, terutama TransJakarta dan MRT sudah berjalan normal, dan beberapa yang mengalami kerusakan, salah satunya yang ada di Senen, Insya Allah, besok saya akan resmikan," ungkapnya.
Perbaikan Halte Senen Selesai
Pemprov DKI Jakarta melakukan perbaikan dan pembersihan halte TransJakarta sejak Selasa, 2 September 2025, khususnya Halte Senen Sentral dan Halte Senen Toyota Rangga.
Menurut Pramono, halte di kawasan Senen termasuk yang mengalami kerusakan paling parah sehingga membutuhkan waktu dan perhatian khusus dalam pemulihannya.
Ia menjelaskan bahwa perbaikan fasilitas umum, termasuk halte, jembatan penyeberangan orang (JPO), dan sarana pendukung lainnya, dilakukan secara bertahap setelah aksi unjuk rasa yang berujung ricuh.
"Perusakan fasilitas umum saat unjuk rasa tidak boleh terulang kembali," tegasnya.
Rencana Monumen Pengingat
Pramono juga berencana membuat monumen sebagai pengingat agar masyarakat tidak lagi melakukan perusakan fasilitas umum.
"Saya ingin apa yang terjadi, kerusakan (fasilitas umum) itu tidak terulang kembali. Maka ada satu tempat yang nanti menjadi pengingat atau monumen agar kejadian seperti itu tidak terulang kembali," ujarnya.
Namun, ia belum menjelaskan lebih rinci mengenai waktu pembangunan maupun lokasi monumen tersebut.
Selain itu, ia mengapresiasi pihak-pihak yang telah bergerak cepat memperbaiki fasilitas transportasi agar kembali normal.
Pramono berharap masyarakat ikut menjaga fasilitas umum agar aktivitas di ibu kota dapat berjalan lancar.
Kerugian Rp50 Miliar Pascademonstrasi
Sebelumnya, pascademonstrasi akhir Agustus 2025, tercatat sembilan halte TransJakarta dirusak, tujuh di antaranya dibakar.
Selain itu, lampu lalu lintas, pintu masuk MRT Istora, dan sejumlah kamera pengawas (CCTV) juga ikut menjadi sasaran perusakan.
Pemprov DKI memperkirakan total kerugian akibat kerusakan fasilitas umum mencapai Rp50 miliar.
Dari jumlah itu, sekitar Rp41,6 miliar digunakan untuk perbaikan halte TransJakarta, Rp3,3 miliar untuk perbaikan halte MRT, serta lebih dari Rp5 miliar untuk sarana pendukung lainnya.
- Penulis :
- Shila Glorya