
Pantau - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan bahwa 18 desa di Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT), masih terisolir akibat banjir bandang yang melanda wilayah tersebut sejak Senin (8/9/2025).
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyampaikan bahwa desa-desa terdampak belum bisa dijangkau karena akses jalan, jaringan listrik, dan sinyal komunikasi terputus total.
"Tim gabungan pun harus bertarung dengan waktu. Dalam kondisi cuaca tak menentu ini mereka masih melangsungkan operasi pencarian terhadap lima orang warga yang hingga kini masih dinyatakan hilang," ungkap Abdul.
Tiga Meninggal Dunia, Puluhan Warga Mengungsi
Data dari Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalops) BNPB menyebutkan, hingga saat ini tercatat:
- Tiga orang meninggal dunia
- Dua orang luka-luka
- Empat orang masih hilang dan dalam proses pencarian oleh tim SAR gabungan
- Sedikitnya 30 warga terdampak kini mengungsi di pos pengungsian yang didirikan di Mauponggo.
Jalur Laut Digunakan, Bantuan Logistik Mulai Disalurkan
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTT telah mengerahkan bantuan logistik untuk mendukung kebutuhan dasar para pengungsi.
Bantuan berupa selimut, matras, hygiene kit, peralatan masak, kasur lipat, dan makanan siap saji mulai dikirim melalui jalur laut sejak Kamis (11/9/2025), mengingat jalur darat belum dapat diakses akibat longsor dan kerusakan infrastruktur.
Dampak Material Meluas, BMKG Peringatkan Cuaca Masih Buruk
Selain korban jiwa, banjir bandang juga menyebabkan kerusakan infrastruktur dan lahan produktif, meliputi:
- Satu rumah hanyut
- Dua kantor pemerintahan terdampak
- Tiga ruas jalan tertutup longsor
- Dua jembatan rusak
- Lahan sawah, perkebunan, dan ternak terendam banjir
BMKG memprakirakan hujan dengan intensitas ringan hingga sedang masih berpotensi mengguyur wilayah Nagekeo hingga Kamis (11/9/2025), yang dapat memperlambat proses evakuasi dan distribusi bantuan.
- Penulis :
- Aditya Yohan