
Pantau - Kementerian Koordinator Bidang Pangan (Kemenko Pangan) menegaskan komitmennya dalam mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan melalui peningkatan produksi, perbaikan distribusi, stabilisasi harga, dan dukungan terhadap program nasional demi kesejahteraan petani dan masyarakat.
"Kami sampaikan bahwa ketahanan pangan ini menjadi penting bagi Indonesia," ungkap Deputi Bidang Keterjangkauan dan Keamanan Pangan Kemenko Pangan, Nani Hendiarti, dalam acara Katadata Sustainability Action for The Future Economy (SAFE) 2025 yang digelar di Jakarta.
Ia menegaskan bahwa isu ketahanan pangan menjadi prioritas nasional karena kebutuhan pangan terus meningkat dan merupakan bagian dari janji Presiden Prabowo Subianto dalam pembangunan jangka panjang.
Fokus Swasembada Pangan dan Distribusi Beras yang Merata
Pemerintah terus menjalankan berbagai program nasional untuk mencapai swasembada pangan.
Fokus utama dari program tersebut adalah pada peningkatan produksi, pemenuhan cadangan pangan nasional, serta perbaikan sistem distribusi agar tepat sasaran.
"Dari sisi kaitannya dengan janji Bapak Presiden ini ada khusus mengenai hal tersebut. Sehingga kita terus melakukan upaya dan program-program nasional yang terkait dengan swasembada pangan," jelas Nani.
Kondisi sektor pangan nasional saat ini dinilai menunjukkan capaian positif berkat kolaborasi antara kementerian, lembaga, dan masyarakat.
Namun, pemerintah juga mengakui bahwa masih banyak tantangan besar yang harus dihadapi untuk memastikan ketersediaan pangan tetap terjaga secara berkelanjutan.
Per Juli 2025, stok beras nasional mencapai 4,23 juta ton dan terus dipantau secara ketat oleh pemerintah.
Distribusi beras menjadi salah satu perhatian utama karena berkaitan erat dengan cadangan pangan, program bantuan sosial, dan program Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
"Karena memang PR-nya itu ternyata bukan hanya bagaimana meningkatkan stok tapi juga memastikan penyalurannya bisa sejalan dan bagus. Jadi ini PR sekarang ini kita juga sedang membahas dengan intens terkait dengan penyaluran," ungkap Nani.
Indikator Sejahtera: NTP Meningkat, Petani Membaik
Pemerintah juga menyoroti peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP) sebagai indikator penting dalam menilai kesejahteraan petani.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), NTP nasional meningkat 0,76 persen menjadi 123,57 pada Agustus 2025, dari sebelumnya 122,64 pada Juli 2025.
“Peningkatan NTP terjadi karena Indeks Harga yang Diterima Petani (It) naik 0,84 persen, sementara Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) naik sebesar 0,08 persen,” demikian laporan dari BPS.
Selain fokus pada ketahanan pangan jangka pendek, pemerintah juga menekankan pentingnya konsep green dan sustainability dalam kebijakan pangan nasional.
Tujuannya adalah agar ketahanan pangan tidak hanya bersifat sementara, tetapi juga berkelanjutan untuk generasi mendatang.
- Penulis :
- Aditya Yohan