
Pantau - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat Indonesia menyimpan potensi karbon biru yang sangat besar, bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan ekosistem daratan.
Ekosistem Karbon Biru Jadi Andalan
Ketua Tim Kerja Perencanaan Strategis dan Lintas Sektor KKP, Ade Wiguna, menyebutkan bahwa ekosistem pesisir seperti hutan mangrove dan padang lamun memiliki kemampuan unggul dalam menyerap serta menyimpan karbon dioksida (CO2).
"Ekosistem karbon biru ini menyimpan dua sampai lima kali lebih besar daripada ekosistem hutan daratan," ungkapnya.
Ade menambahkan, ketahanan penyimpanan karbon pada ekosistem ini bisa mencapai ratusan hingga ribuan tahun di sedimen.
Karbon biru sendiri merupakan istilah untuk karbon yang diserap dan disimpan oleh ekosistem pesisir dan laut, baik melalui biomassa maupun sedimen.
Berdasarkan data KKP, Indonesia memiliki hutan mangrove seluas 3,4 juta hektare dengan cadangan karbon sekitar 887 juta ton, serta padang lamun seluas 1,8 juta hektare yang menyimpan sekitar 190 juta ton karbon.
Ancaman dan Strategi Pemerintah
Meski potensinya besar, ekosistem karbon biru di Indonesia menghadapi berbagai ancaman serius.
Sejak 1980 hingga 2000, Indonesia kehilangan rata-rata 52.000 hektare mangrove per tahun, mayoritas akibat alih fungsi menjadi tambak.
Dalam 10 tahun terakhir, sekitar 10 persen padang lamun juga hilang akibat degradasi.
Ekosistem ini turut terancam oleh limbah industri, polusi plastik, aktivitas pertambangan, serta rendahnya kesadaran masyarakat.
Konflik kepentingan pemanfaatan ruang, keterbatasan data, dan minimnya pendanaan semakin memperburuk tantangan pengelolaan karbon biru.
Untuk menjawab persoalan tersebut, pemerintah memasukkan pengelolaan karbon biru dalam Rencana Strategis (Renstra) KKP 2025–2029.
Strategi yang disiapkan meliputi perlindungan, rehabilitasi, pemanfaatan, serta monetisasi kredit karbon.
Beberapa program prioritas yang akan dijalankan mencakup pemetaan kawasan dan pengelolaan karbon biru, penyelenggaraan nilai ekonomi karbon, rehabilitasi kawasan, penguatan data melalui ocean accounting dan ocean big data, hingga pembangunan ocean monitoring system serta pendanaan inovatif.
Selain itu, pemerintah juga akan meningkatkan kesadaran serta kapasitas masyarakat pesisir agar dapat berperan aktif dalam menjaga keberlanjutan ekosistem.
Seluruh langkah ini ditujukan agar potensi karbon biru Indonesia dapat dikelola secara optimal demi keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.
- Penulis :
- Arian Mesa