
Pantau - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti memastikan program digitalisasi pembelajaran melalui distribusi interactive flat panel (IFP) atau smartboard tidak akan menjadi program mangkrak.
Antisipasi Melalui Pelatihan Guru dan Infrastruktur
Abdul Mu'ti menegaskan bahwa setiap sekolah penerima smartboard akan disertai pelatihan guru terkait penggunaannya.
"Jadi gurunya kami latih sehingga kekhawatiran IFP itu mangkrak sudah kami antisipasi dari awal. Karena saya selalu menyampaikan smartboard itu harus disertai dengan smart teacher kalau boardnya smart, teacher nya tidak smart, maka bisa smaput," ungkapnya.
Selain itu, Kemendikdasmen juga menyiapkan bantuan pembangunan listrik tenaga surya untuk sekolah yang belum memiliki pasokan listrik atau masih terkendala daya listrik.
Kemendikdasmen turut bekerja sama dengan BAKTI Komdigi untuk menghadirkan infrastruktur jaringan internet di sekolah penerima smartboard.
Sebanyak 2.500 paket materi pembelajaran juga telah disusun untuk mendukung pemanfaatan teknologi tersebut.
Smartboard Tetap Libatkan Peran Guru
Abdul Mu'ti menepis anggapan bahwa keberadaan smartboard akan mengubah pembelajaran tatap muka menjadi sepenuhnya daring.
"Saya ingin tegaskan juga bahwa dengan adanya materi tersebut tidak berarti guru tidak hadir di kelas, tetap ada guru yang mengajar. Jadi kalau ada yang mengatakan dengan ada materi itu pembelajarannya full daring, tidak ada pembelajaran tatap muka itu juga tidak benar. Kami pastikan adanya IFP itu guru tetap harus aktif di kelas sebagai fasilitator," tegasnya.
Tahun ini, jumlah smartboard yang akan dibagikan mencapai 288 ribu unit dan distribusinya akan diprioritaskan untuk sekolah yang bersedia menerima.
"Tapi bila ada yang merasa tidak mau menerima, maka kami dengan senang hati akan mengambil kembali pengiriman ke sekolah itu. Kalau memang sekolah yang bersangkutan tidak bersedia menerima," ujarnya.
- Penulis :
- Shila Glorya