
Pantau - Ketua Komisi VIII DPR RI Marwan Dasopang menegaskan pentingnya penguatan tata kelola Sekolah Rakyat Sentra Insyaf di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, agar benar-benar menjadi solusi memutus rantai kemiskinan.
Hak Tenaga Pendidik Belum Tuntas
Marwan menyebut keberhasilan program tidak hanya ditentukan oleh kurikulum dan fasilitas, tetapi juga kesejahteraan tenaga pendidik serta kondisi psikologis anak-anak penerima manfaat dari keluarga miskin ekstrem.
"Ya, ini harus segera kita tuntaskan karena menyangkut hak orang. Kita ingin menghasilkan program Sekolah Rakyat dengan baik, dengan merekrut semua yang dibutuhkan mulai dari kepala sekolah, guru, pengasuh di asrama, hingga tenaga kesehatan. Tetapi ternyata hak-hak mereka belum juga dituntaskan," ungkapnya.
Ia mencontohkan kepala sekolah yang dipindahkan dari kabupaten lain ke Sekolah Rakyat Sentra Insyaf namun belum mendapat kepastian hak sebagai guru.
"Umpamanya kepala sekolah, dia dari kabupaten lain, dipindahkan ke sini. Haknya sebagai guru di tempat asal terancam hilang, sementara di Sekolah Rakyat ini haknya belum diterima. Jadi posisinya rawan, di sana bisa dihapus, di sini belum mendapatkan hak yang layak," jelas Marwan.
Menurutnya, keberhasilan Sekolah Rakyat tidak boleh hanya dilihat dari semangat anak-anak, tetapi juga kesejahteraan tenaga pengajar dan pengasuh.
"Kalau tidak segera dituntaskan, tujuan Sekolah Rakyat semakin jauh dari cita-cita. Karena itu, baik kepala sekolah, guru, pengasuh, keamanan, penjaga asrama, maupun tenaga kesehatan, semua hak mereka harus segera diselesaikan," tegasnya.
Tantangan Psikologis Anak dan Rencana Penguatan Program
Selain persoalan kesejahteraan tenaga pendidik, Marwan juga menyoroti tantangan psikologis yang dialami anak-anak peserta didik karena dipisahkan dari keluarga.
"Ya memang anak-anak ini untuk dipisah tentu ada beban fisiologisnya, karena selama ini tidak terbiasa. Tetapi kita gembira mereka bertekad tidak pulang meski dengan kerinduan yang luar biasa," ucapnya.
Dalam kunjungan, Marwan bahkan meminta agar ayah salah satu siswa dibawa ke balai agar anak mendapat kabar bahwa orang tuanya sedang dirawat.
"Hal-hal seperti ini jangan sampai menjadi beban psikologis bagi anak," ujarnya.
Marwan menekankan bahwa Sekolah Rakyat harus menjadi solusi nyata memutus rantai kemiskinan, sebab masih banyak anak usia sekolah yang ditemukan mengamen di jalan.
"Besok kami di Komisi VIII akan memanggil Menteri Sosial untuk membicarakan temuan di lapangan ini, agar Sekolah Rakyat betul-betul menjadi wadah sesuai cita-cita bagi masa depan anak Indonesia," katanya.
Ia mengapresiasi penyediaan makanan sehat bagi siswa, namun menekankan perlunya penguatan pendidikan agama.
"Saya kira cukup memadai untuk pemenuhan gizi anak-anak. Bahkan berbeda dengan program MBG, di sini ada makanan khusus untuk anak-anak Sekolah Rakyat. Tapi anak-anak ini juga butuh semangat, cita-cita, dan ketahanan mental. Saya kira pondasi agama harus diperkuat. Guru agama harus ada, apakah nanti dari Kanwil Agama atau direkrut khusus," pungkasnya.
- Penulis :
- Arian Mesa