
Pantau - Kualitas udara di Jakarta pada Senin, 29 September 2025, tercatat masuk dalam kategori tidak sehat dan menempati posisi kedua sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia menurut pemantauan IQAir.
Data dari situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 08.15 WIB menunjukkan indeks kualitas udara Jakarta berada di angka 157, mengacu pada konsentrasi partikel PM2.5.
Konsentrasi PM2.5 saat itu tercatat sebesar 53,8 mikrogram per meter kubik, atau 10,8 kali lebih tinggi dibandingkan ambang batas tahunan yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
PM2.5 merupakan partikel berukuran sangat kecil, hingga 2,5 mikrometer, yang dapat masuk ke dalam sistem pernapasan dan berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan serius, terutama bagi kelompok rentan.
Menurut IQAir, kelompok sensitif disarankan untuk tidak beraktivitas di luar ruangan, dan seluruh masyarakat diminta menggunakan masker saat berada di luar.
Pada hari yang sama, Lahore, Pakistan, menduduki peringkat pertama kota dengan kualitas udara terburuk di dunia, dengan indeks udara mencapai 181.
Data Resmi Pemprov DKI Berbeda, DLH Kembangkan Sistem Peringatan Dini
Meski laporan IQAir menunjukkan kualitas udara Jakarta dalam kategori tidak sehat, hasil pemantauan dari situs resmi Pemprov DKI Jakarta melalui udara.jakarta.go.id menunjukkan hasil yang berbeda.
Dari 111 titik Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU) yang tersebar di seluruh wilayah Jakarta, tidak ada satu pun area yang dikategorikan sebagai tidak sehat.
Rata-rata kualitas udara menurut Pemprov DKI masuk dalam kategori baik hingga sedang, menimbulkan perbedaan signifikan dibanding data IQAir.
Untuk meningkatkan pengawasan, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta kini tengah mengembangkan sistem peringatan dini untuk mendeteksi peningkatan polusi udara secara real-time.
"DLH DKI mengembangkan sistem peringatan dini untuk mendeteksi polusi udara," ujar juru bicara dinas dalam keterangannya.
Sejumlah langkah konkret juga tengah dilakukan, termasuk mendukung pelaksanaan Car Free Day (CFD) di lima wilayah Jakarta.
"Rano mendukung pelaksanaan Car Free Day di lima wilayah sebagai upaya memperbaiki kualitas udara," jelasnya dalam pernyataan terpisah.
Selain itu, penyemprotan kabut dilakukan di beberapa ruas jalan utama seperti Jalan Fatmawati dan TB Simatupang sebagai upaya menekan tingkat polusi.
"Jalan Fatmawati dan TB Simatupang disemprot kabut sebagai langkah untuk mengurangi tingkat polusi udara," tulis DLH dalam laporan harian.
- Penulis :
- Aditya Yohan