
Pantau - Sebanyak 67 santri dilaporkan meninggal dunia setelah bangunan empat lantai di Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, runtuh saat para santri sedang melaksanakan shalat Ashar pada pekan ini.
Upaya Penyelamatan dan Proses Identifikasi Korban
Peristiwa memilukan ini menyebabkan total 104 santri menjadi korban, dengan sebagian besar mengalami luka-luka.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan bahwa 50 dari total jenazah yang ditemukan berhasil diidentifikasi oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri.
Proses pencarian korban dilakukan selama delapan hari oleh tim SAR gabungan.
Tim penyelamat menghadapi situasi yang sangat ekstrem di bawah reruntuhan, termasuk beton berat yang menggantung, ruang sempit yang dipenuhi debu, dan suara alat berat yang terus berdentum.
"Kami bekerja tanpa henti dengan risiko tinggi demi menemukan semua korban," ungkap salah satu anggota tim SAR dalam pernyataannya kepada media.
Sorotan pada Pengawasan Pembangunan Pesantren
Tragedi ini menyoroti lemahnya pengawasan serta regulasi pembangunan bangunan pendidikan, khususnya pesantren.
Pemerintah didesak untuk memperketat pengawasan terhadap izin pembangunan serta memberikan pendampingan teknis guna memastikan keamanan santri di tempat belajar.
"Ini bukan hanya musibah teknis, tapi juga peringatan serius bagi sistem pengawasan bangunan pendidikan di Indonesia," ujar seorang pengamat kebijakan publik.
Langkah Lain Pemerintah dan Situasi Terkini
Di tengah duka, Kementerian Sosial mengumumkan rencana pembangunan 100 Sekolah Rakyat secara permanen mulai tahun 2025.
Menteri Sosial Saifullah Yusuf menyatakan bahwa program ini diprioritaskan untuk menjangkau anak-anak dari keluarga kurang mampu di seluruh wilayah Indonesia.
Sementara itu, Satuan Tugas dari Kementerian Lingkungan Hidup melanjutkan pemetaan radiasi Cesium-137 di Kawasan Industri Modern Cikande.
Langkah ini diambil untuk memahami secara akurat sebaran cemaran radioaktif dan memperketat pengawasan lingkungan.
Gempa Filipina dan Ancaman Tsunami
Di hari yang sama, BMKG mengeluarkan peringatan potensi tsunami setelah terjadi gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,4 di wilayah Laut Filipina.
Peringatan ini menyasar wilayah Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara, dan diumumkan pada Jumat pagi untuk mengantisipasi dampak gempa terhadap kawasan pesisir.
- Penulis :
- Aditya Yohan