billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Guru Tewas Diserang KKB di Yahukimo, MPR for Papua Desak Penegakan Hukum dan Perlindungan Dunia Pendidikan

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Guru Tewas Diserang KKB di Yahukimo, MPR for Papua Desak Penegakan Hukum dan Perlindungan Dunia Pendidikan
Foto: (Sumber: Ketua MPR for Papua Yorrys Raweyai (kanan) dan Sekretaris MPR for Papua Filep Wamafma (kiri). ANTARA/HO-MPR for Papua.)

Pantau - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat untuk Papua (MPR for Papua), Yorrys Raweyai, mendesak aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas kasus tewasnya Melani Wamea, seorang guru di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, yang diduga menjadi korban kekerasan oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB).

Melani Wamea merupakan tenaga pendidik di Sekolah Jhon D. Wilson dan dilaporkan meninggal dunia akibat luka berat setelah dianiaya di wilayah Holuwon pada Jumat, 10 Oktober 2025.

Kapolres Yahukimo, AKBP Zeth Zalino, mengonfirmasi kejadian tersebut.

“Melani Wamea yang berprofesi sebagai guru, pada Jumat ini meninggal akibat luka setelah dianiaya KKB,” ujarnya.

Kecaman dan Seruan Tindakan Tegas dari MPR for Papua

Yorrys Raweyai menyatakan keprihatinan mendalam terhadap insiden ini dan menegaskan bahwa segala bentuk kekerasan terhadap tenaga pendidik tidak dapat dibenarkan.

“Kejadian ini tidak bisa ditoleransi. Siapa pun pelakunya, kekerasan terhadap oknum tenaga pendidik tidak bisa diterima atas alasan apa pun,” tegasnya.

Yorrys juga menyoroti bahwa aksi kekerasan terhadap guru di Papua bukan pertama kali terjadi.

Sejak awal tahun 2025, puluhan tenaga pendidik dilaporkan menjadi korban, baik luka berat maupun kehilangan nyawa.

Selain kekerasan terhadap individu, infrastruktur pendidikan pun ikut menjadi sasaran, seperti insiden pembakaran SMP Kiwirok di Kabupaten Pegunungan Bintang pada Senin, 13 Oktober 2025, yang juga diduga dilakukan oleh anggota KKB.

“Saya meminta seluruh pihak, khususnya aparat keamanan, untuk melakukan tindakan tegas dan investigasi menyeluruh untuk menjamin keamanan dan kenyamanan bagi tenaga pendidik dan bangunan sekolah di tanah Papua,” lanjut Yorrys.

Seruan Perlindungan Pendidikan dan Masa Depan Papua

Sekretaris MPR for Papua, Filep Wamafma, menambahkan bahwa kekerasan terhadap guru dan fasilitas pendidikan di Papua Pegunungan merupakan masalah kemanusiaan yang harus menjadi perhatian semua pihak.

“Kekerasan yang menimpa guru dan hancurnya bangunan sekolah ini sudah menyangkut masalah kemanusiaan. Tidak sekadar tentang perbedaan ideologi, tapi masa depan generasi Papua di masa yang akan datang,” ujarnya.

Filep menekankan bahwa pembangunan sektor pendidikan merupakan kunci utama dalam membangun sumber daya manusia Papua.

Ia mendesak adanya respons yang komprehensif dari pemerintah, aparat keamanan, dan seluruh elemen masyarakat untuk melindungi tenaga pendidik serta menjamin kelangsungan pendidikan di wilayah konflik.

Penulis :
Aditya Yohan