
Pantau - Risiko resistensi hama terhadap pestisida menjadi sorotan utama para ahli inovasi pertanian di Indonesia karena dinilai dapat mengancam efektivitas perlindungan tanaman dan ketahanan pangan nasional.
Ancaman Resistensi Hama Akibat Penggunaan Tidak Tepat
Bayer Crop Science Site Lead untuk Indonesia dan Malaysia, Muhammad Zoel Akbar, menjelaskan bahwa resistensi hama bisa muncul akibat penggunaan pestisida yang tidak tepat, baik dari sisi dosis maupun frekuensi aplikasi.
“Bayer secara global sangat berhati-hati dalam memperkenalkan bahan kimia atau active ingredient baru. Studi ekologi selalu dilakukan untuk memastikan penggunaannya tepat sasaran dan aman bagi lingkungan,” ungkapnya.
Setiap bahan aktif yang dikembangkan diuji berdasarkan perilaku tanaman, kondisi iklim lokal, serta potensi dampaknya terhadap ekosistem sekitar.
Pendekatan ilmiah ini dilakukan agar produk yang digunakan petani tidak meninggalkan residu berlebih di lahan dan tidak menyebabkan resistensi jangka panjang pada organisme sasaran.
Seluruh produk perlindungan tanaman yang dipasarkan di Indonesia telah memenuhi standar formulasi dan dosis yang ditetapkan pemerintah.
Proses pengujian dilakukan secara menyeluruh untuk menyesuaikan dosis ideal dengan karakteristik jenis hama dan penyakit tanaman di berbagai wilayah.
“Seperti halnya manusia, penyakit dan hama juga berevolusi. Karena itu dosis dan metode aplikasi pestisida harus selalu diperbarui sesuai perubahan kondisi lapangan,” jelas Zoel.
Program Edukasi Petani Jadi Kunci Pencegahan
Sebagai langkah pencegahan resistensi, Bayer menjalankan program pendampingan petani melalui Stewardship Program.
Melalui program ini, para petani mendapatkan edukasi seputar penggunaan dosis yang tepat, perlindungan diri saat aplikasi, hingga pengelolaan lahan pasca-panen.
“Kami bertanggung jawab memastikan produk tidak hanya aman bagi tanaman, tetapi juga bagi manusia yang menggunakannya,” ujar Zoel.
Edukasi juga dilakukan secara daring melalui kanal media sosial Sobat Petani, yang menjadi pusat informasi dan konsultasi bagi petani di berbagai daerah.
Kanal tersebut memberikan panduan praktis penggunaan pestisida, serta menjadi sarana komunikasi dua arah antara petani dan tim ahli Bayer.
Upaya kolaboratif ini diharapkan dapat meminimalkan risiko resistensi hama, meningkatkan hasil panen, dan menjaga keberlanjutan pertanian nasional.
- Penulis :
- Aditya Yohan