billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Menteri PKP Targetkan Jawa Timur Serap Rp20 Triliun KUR Perumahan, Dorong Pembangunan 350 Ribu Rumah Subsidi

Oleh Shila Glorya
SHARE   :

Menteri PKP Targetkan Jawa Timur Serap Rp20 Triliun KUR Perumahan, Dorong Pembangunan 350 Ribu Rumah Subsidi
Foto: Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait dalam Sosialisasi KUR Perumahan di Surabaya, Kamis 16/10/2025 (sumber: ANTARA/Astrid Faidlatul Habibah)

Pantau - Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait menargetkan Provinsi Jawa Timur dapat menyerap Kredit Usaha Rakyat (KUR) sektor perumahan sebesar Rp20 triliun dari total plafon nasional Rp130 triliun yang ditetapkan pemerintah tahun ini.

Menteri Maruarar menyatakan bahwa program KUR Perumahan merupakan inisiatif strategis Presiden Prabowo Subianto untuk mempercepat penyediaan rumah, memperkuat pelaku UMKM, dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

"KUR Perumahan Rp130 triliun, masa tidak bisa Rp20 triliun diserap sama Jatim atau paling tidak 15 persen terserap," ungkapnya.

Ia menekankan bahwa Jawa Timur layak menargetkan minimal 15 persen penyerapan karena merupakan provinsi dengan jumlah penduduk terbesar kedua di Indonesia.

Saat ini, posisi Jawa Timur masih di peringkat keempat dalam penyerapan KUR Perumahan, tertinggal dari Jawa Barat dan Jawa Tengah yang memiliki jumlah penduduk lebih sedikit.

Skema KUR Perumahan dan Target Ekonomi

Pemerintah menetapkan plafon KUR Perumahan sebesar Rp130 triliun tahun ini, yang terdiri dari dua alokasi utama: Rp117 triliun untuk sektor supply side berupa UMKM kontraktor, dan Rp13 triliun untuk demand side berupa masyarakat yang ingin merenovasi atau memperbaiki rumah.

Setiap kontraktor dapat mengakses pinjaman hingga Rp20 miliar, sedangkan masyarakat akan mendapatkan akses pembiayaan dengan bunga ringan.

"BPHTB gratis, PBG gratis, dan bunga KUR yang ringan. Ini benar-benar kebijakan yang berpihak pada masyarakat dan pelaku usaha kecil," ia menambahkan.

Target pembangunan rumah subsidi tahun ini juga ditingkatkan menjadi 350 ribu unit, naik signifikan dari 230 ribu unit tahun sebelumnya.

Maruarar menyebut pembangunan rumah subsidi berdampak besar terhadap penyerapan tenaga kerja dan aktivitas ekonomi lainnya.

"Dorongan penyerapan KUR Perumahan mampu menggerakkan ekonomi luas karena satu proyek rumah subsidi dapat menyerap setidaknya lima tenaga kerja," jelasnya.

Dengan target 350 ribu rumah subsidi, pemerintah memperkirakan akan tercipta lebih dari 1,6 juta lapangan kerja.

"Belum termasuk aktivitas ekonomi lain yang ikut bergerak. Ada ibu-ibu yang buka warung di sekitar proyek, ada sopir truk pengangkut material, serta industri semen, keramik, dan cat yang juga terdongkrak," ujarnya.

Dukungan Pengembang Jawa Timur

Ketua DPD Real Estat Indonesia (REI) Jawa Timur, Mochamad Ilyas, menyambut positif program KUR Perumahan karena selama ini pengembang kesulitan mengakses pembiayaan dari perbankan umum.

"Program ini sangat ditunggu. Satu perusahaan bisa mendapatkan plafon hingga Rp5 miliar dan bisa bersifat revolving," ungkapnya.

Dari sekitar 600 anggota DPD REI Jawa Timur, lebih dari 170 pengembang telah menyatakan minat mengikuti program ini, dengan estimasi kebutuhan dana mencapai Rp187 miliar.

Selama ini, banyak pengembang kecil dan menengah lebih memilih meminjam ke Bank Perkreditan Rakyat (BPR) meskipun bunga lebih tinggi, karena proses di bank umum dinilai terlalu lama dan rumit.

Dengan hadirnya KUR Perumahan, pengembang kini mendapatkan akses pinjaman berbunga rendah, disubsidi pemerintah hingga 5 persen.

"Biasanya bunga pinjaman ke bank bisa 11 persen. Dengan subsidi ini pengembang cukup membayar sekitar 6 persen saja. Ini tentu sangat membantu," tutup Ilyas.

Penulis :
Shila Glorya