
Pantau - Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung Wibowo, menegaskan bahwa revitalisasi Pasar Taman Puring hanya akan dilakukan setelah para pedagang mencapai kesepakatan bersama dan menyelesaikan persoalan internal mereka.
Pernyataan ini disampaikan Pram menyusul polemik yang terjadi setelah pemerintah berencana membenahi pasar pascakebakaran yang melanda ratusan kios.
Penolakan Pedagang Jadi Penghambat Revitalisasi
Pram mengaku telah dua kali melakukan audiensi dengan para pedagang Pasar Taman Puring sejak insiden kebakaran pada 28 Juli 2025 lalu.
"Saya sudah dua kali menerima para pedagang Taman Puring. Ketika kebakaran terjadi dan selesai, saya sebenarnya berkeinginan untuk segera melakukan perbaikan," ujarnya.
Namun, keinginan tersebut terhambat karena adanya penolakan terbuka dari para pedagang terhadap rencana perbaikan yang disampaikan pemerintah.
Penolakan itu bahkan sempat viral di media sosial dan memicu perhatian publik.
Pram menegaskan bahwa Pemprov DKI Jakarta tidak akan melangkah lebih jauh sebelum para pedagang menyelesaikan konflik internal yang ada.
"Karena hal itu, saya sampaikan kepada para pedagang yang kemarin bertemu dengan saya, apalagi para pedagang ini kan kebanyakan dari Jawa Timur, mohon maaf mayoritas masyarakat Madura, dan saya cukup dekat dengan itu. Saya bilang, tolong dipastikan dulu, diselesaikan dulu di internal," jelasnya.
Pemerintah Tak Ingin Paksakan Perbaikan
Pram menegaskan bahwa revitalisasi tidak akan dilakukan jika pedagang belum menyepakati secara kolektif rencana tersebut.
"Jangan kemudian nanti ketika pemerintah Jakarta akan melakukan perbaikan, mereka masih menolak seperti pada waktu ketika saya memang berkeinginan untuk melakukan perbaikan," tambahnya.
Pasar Taman Puring mengalami kebakaran hebat yang menghanguskan sekitar 600 kios pada akhir Juli 2025.
Meski pemerintah telah menyiapkan langkah perbaikan, Gubernur Pram memilih untuk menunggu kesiapan dan persatuan sikap dari para pedagang sebelum memulai proses revitalisasi.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf