billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

131 Dapur Makan Bergizi Gratis Sudah Terbentuk di Kepri, Layani Ratusan Ribu Penerima Manfaat

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

131 Dapur Makan Bergizi Gratis Sudah Terbentuk di Kepri, Layani Ratusan Ribu Penerima Manfaat
Foto: (Sumber: Arsip foto - Petugas SPPG sedang mengambil ompreng makanan untuk pengantaran di SPPG Belakangpadang Batam, Kepri. ANTARA/Amandine Nadja.)

Pantau - Sebanyak 131 dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) telah terbentuk di seluruh kabupaten/kota di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) hingga Oktober 2025, dengan total penerima manfaat mencapai 388.523 orang.

Mayoritas Beroperasi di Batam, Ribuan Tenaga Kerja Lokal Terlibat

Kepala Regional Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kepri, Anindita Ayu, menjelaskan bahwa dari total dapur yang telah terbentuk, Kota Batam memiliki jumlah terbanyak yakni 85 dapur.

Disusul oleh Karimun sebanyak 21 dapur, Tanjungpinang (9), Bintan (8), Natuna (5), Anambas (2), dan Lingga (1).

“Total penerima manfaat mencapai 388.523 ribu dan akan terus bertambah. Program ini juga telah melibatkan 3.935 tenaga kerja lokal, dan ada 479 sekolah penerima manfaat,” ungkapnya.

Dari 131 dapur MBG yang telah terbentuk, sebanyak 91 dapur sudah beroperasi penuh, sementara sisanya masih menunggu proses pencairan dana untuk memulai produksi.

“Jumlah SPPG yang sudah terbentuk sebanyak 131, tetapi yang sudah beroperasi saat ini ada 91 dapur. Sisanya akan segera berjalan setelah proses administrasi dan pendanaan selesai,” jelas Anindita.

Perhatian pada Higienitas dan Dampak Ekonomi Lokal

Selain memastikan distribusi makanan bergizi, aspek higienitas menjadi fokus utama.

Setiap dapur MBG diwajibkan memiliki Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS), dan proses pengajuannya masih berlangsung di seluruh SPPG.

Beberapa daerah seperti Natuna dan Karimun harus mengirim sampel makanan dan air ke Batam untuk diuji, sehingga menimbulkan antrean panjang dalam proses uji kelayakan.

Program MBG juga mendorong partisipasi masyarakat lokal secara aktif, mulai dari pengelolaan dapur, penyediaan bahan pangan, hingga pelibatan pelaku UMKM.

“Program ini memberi dampak ekonomi yang luas karena menyerap banyak tenaga kerja dan membuka peluang usaha baru,” tegas Anindita.

Penulis :
Ahmad Yusuf