billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Riset: Program MBG Ringankan Beban Keluarga dan Buka Lapangan Kerja

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Riset: Program MBG Ringankan Beban Keluarga dan Buka Lapangan Kerja
Foto: (Sumber: Wakil Gubernur Gorontalo Idah Syahidah Rusli Habibie saat meninjau makanan bergizi gratis yang disiapkan oleh SPPG Balahu, Kecamatan Tibawa, Kabupaten Gorontalo, pada Senin (20/10/2025). ANTARA/HO-Diskominfotik Provinsi Gorontalo (Pemprov).)

 

Pantau - Sebuah survei oleh SUAR.id menunjukkan bahwa mayoritas pelaku usaha dan pengamat ekonomi menilai program Makanan Bergizi Gratis (MBG) membawa manfaat nyata bagi masyarakat Indonesia, terutama dalam meringankan beban keluarga dan membuka lapangan kerja di tingkat lokal.

MBG Dinilai Tepat Sasaran dan Bernilai Sosial Tinggi

Survei bertajuk Survei Semesta Dunia Usaha: Koreksi Pengelolaan Program MBG itu mengungkap bahwa 37,1 persen responden memahami tujuan utama program MBG adalah memperbaiki kondisi gizi anak-anak Indonesia, yang berarti pula mempersiapkan masa depan generasi muda yang lebih sehat dan produktif.

Sebanyak 25,7 persen responden menyebut bahwa dengan memberi makanan bergizi di sekolah, program ini turut meringankan beban keluarga dalam memenuhi kebutuhan gizi anak.

Temuan ini menegaskan bahwa dunia usaha dan kalangan profesional melihat MBG bukan sekadar bantuan pangan, melainkan investasi sosial jangka panjang untuk membentuk generasi sehat dan produktif.

Dampak Ekonomi dan Rekomendasi Pengawasan

Selain manfaat sosial, laporan SUAR.id menyoroti dampak ekonomi luas yang dihasilkan program MBG.

“Program MBG harus bisa menjadi ‘hub’ bagi program pemerintah yang lain. Mulai dari penyedia bahan makanan, terutama pangan lokal, hingga penciptaan lapangan kerja, baik itu melalui pengembangan UMKM maupun koperasi. Dengan demikian, program MBG memiliki dampak berganda yang sangat besar,” ungkap salah satu pakar dalam riset tersebut.

Pandangan itu menggambarkan potensi besar MBG sebagai lokomotif ekonomi rakyat, terutama jika mampu menghubungkan petani, pelaku UMKM, dan koperasi pangan dalam satu ekosistem produksi yang terintegrasi.

Meski apresiasi terhadap arah program cukup tinggi, sekitar 60 persen responden menekankan perlunya peningkatan pengawasan dan evaluasi berkala dalam pelaksanaannya.

“Program MBG harus diawasi dengan ketat, mencakup penyediaan bahan makanan, pengolahan makanan, hingga pendistribusian. Evaluasi kegiatan juga perlu dilakukan secara periodik dan menyeluruh untuk memperbaiki celah-celah yang masih kurang,” tulis laporan tersebut.

Penulis :
Aditya Yohan