billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Pengamat: Pembentukan Ditjen Pesantren Tunjukkan Komitmen Prabowo Bangun SDM Unggul Berbasis Nilai Pesantren

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Pengamat: Pembentukan Ditjen Pesantren Tunjukkan Komitmen Prabowo Bangun SDM Unggul Berbasis Nilai Pesantren
Foto: (Sumber: Ilustrasi - Sejumlah santri beraktivitas di area pondok pesantren yang ada di wilayah Kabupaten Tangerang, Banten. ANTARA/Azmi Samsul Maarif/am.)

Pantau - Pengamat politik Ali Rif’an menilai pembentukan Direktorat Jenderal (Ditjen) Pesantren di Kementerian Agama sebagai bukti nyata komitmen Presiden Prabowo Subianto dalam membangun sumber daya manusia (SDM) unggul yang berakar pada nilai-nilai pesantren.

Ditjen Pesantren: Kado Hari Santri dan Implementasi Asta Cita

Pembentukan Ditjen Pesantren diumumkan bertepatan dengan Hari Santri Nasional 2025, yaitu pada Rabu, 22 Oktober 2025, setelah mendapatkan persetujuan resmi dari Presiden Prabowo.

"Ini kado istimewa di Hari Santri Nasional 2025. Ini bentuk komitmen Presiden Prabowo dalam membangun SDM unggul Indonesia, termasuk lulusan pesantren di dalamnya", ujar Ali Rif’an.

Ia menegaskan bahwa keputusan ini selaras dengan program Asta Cita, khususnya poin ke-4 yang menekankan penguatan kualitas pendidikan berbasis nilai dan kebudayaan nasional.

"Adanya Ditjen Pesantren berarti ada upaya serius pemerintahan Prabowo untuk memperkuat masa depan pendidikan Indonesia, sekaligus ini juga bagian dari implementasi Asta Cita poin ke-4", ungkapnya.

Pesantren Sebagai Pilar Pendidikan dan Penjaga Moral Bangsa

Menurut Ali, pembentukan Ditjen Pesantren memiliki landasan yang kuat karena pesantren telah lama menjadi basis lahirnya tokoh-tokoh besar bangsa dan berperan sebagai pilar utama dalam sistem pendidikan nasional.

"Sejak masa perjuangan kemerdekaan hingga hari ini, pesantren telah menjadi penjaga nilai-nilai kebangsaan, keislaman, dan kemanusiaan", katanya.

Data Kementerian Agama per 4 Oktober 2025 menunjukkan bahwa terdapat 43.391 pesantren yang tersebar di seluruh Indonesia.

Ali menyatakan bahwa angka tersebut bukan sekadar statistik, melainkan representasi dari kekuatan pendidikan yang berbasis nilai moral dan spiritual dalam masyarakat.

"Data pesantren sebanyak 43 ribuan di Indonesia. Banyaknya pesantren di Indonesia adalah potensi besar bagi bangsa. Dari pesantren lahir para pemimpin, pendidik, ulama, dan tokoh bangsa yang menjadi penjaga moral masyarakat", ia menambahkan.

Dengan pembentukan Ditjen Pesantren, pemerintah diharapkan mampu memberikan perhatian yang lebih sistematis dan berkelanjutan terhadap pengembangan pesantren sebagai pusat pendidikan, dakwah, dan penguatan karakter bangsa.

Penulis :
Aditya Yohan