
Pantau - Lima mahasiswa dari Institut Teknologi Bacharuddin Jusuf Habibie (ITH) Parepare, Sulawesi Selatan, berhasil menciptakan sebuah alat bantu komunikasi dua arah berbasis kecerdasan buatan (AI) bernama ISARA untuk memfasilitasi komunikasi tunarungu wicara dengan masyarakat umum.
ISARA Tawarkan Komunikasi Inklusif Melalui Gerakan Isyarat dan Suara
Inovasi ISARA dikembangkan sebagai solusi nyata bagi penyandang tunarungu dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
Alat ini bekerja dengan kamera smartphone yang menerjemahkan gerakan isyarat tangan menjadi teks dan suara, serta sebaliknya, menerjemahkan suara atau teks menjadi animasi gerakan isyarat di layar.
Ketua Tim Inovasi ITH, Lukman Hakim, menjelaskan bahwa "ISARA bekerja dengan memanfaatkan kecerdasan buatan untuk menerjemahkan gerakan isyarat tangan menjadi teks dan suara secara nyata".
Lukman menambahkan bahwa ISARA menjadi jembatan komunikasi antara penyandang tunarungu dengan masyarakat umum yang tidak memahami bahasa isyarat.
Proyek ini merupakan hasil kolaborasi dua jurusan di ITH Parepare, yaitu Sistem Informasi dan Ilmu Komputer, di bawah bimbingan dosen Rozalina Amran, ST, M.Eng.
"ISARA tidak hanya menjadi karya teknologi, tetapi juga bentuk kepedulian sosial mahasiswa terhadap kelompok disabilitas", kata Lukman.
Rozalina turut menyampaikan bahwa melalui ISARA, mahasiswa belajar bagaimana teknologi bisa menjadi solusi nyata dalam mewujudkan inklusivitas.
"Inovasi ini tidak sekadar proyek akademik, tetapi langkah konkret untuk menciptakan ruang komunikasi yang setara bagi semua kalangan", ujar Rozalina.
Siap Diuji Coba dan Didorong untuk Diadopsi Publik
Dengan fitur komunikasi dua arah, ISARA memungkinkan percakapan tanpa hambatan antara penyandang tunarungu dan masyarakat luas.
"Aplikasi ini dapat dioperasikan melalui kamera ponsel pintar, sehingga mudah digunakan oleh siapapun", kata Rozalina.
Tim pengembang menyebut bahwa ISARA saat ini masih dalam tahap penyempurnaan dan akan segera diuji coba secara lebih luas bersama komunitas penyandang tunarungu di Parepare.
Diharapkan ke depan, ISARA dapat diadopsi oleh lembaga pendidikan dan instansi pelayanan publik untuk mendukung pelayanan inklusif.
Kehadiran ISARA menunjukkan bahwa mahasiswa ITH Parepare mampu menciptakan teknologi yang menjadi jembatan kemanusiaan, serta memperkuat nilai empati dan inklusi sosial di tengah kemajuan pesat kecerdasan buatan.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf