billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Nasihat Bijak Seorang Ayah dan Dukungan Pemerintah untuk Jaga Ketahanan Keluarga

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Nasihat Bijak Seorang Ayah dan Dukungan Pemerintah untuk Jaga Ketahanan Keluarga
Foto: (Sumber: Mendukbangga/Kepala BKKBN Wihaji dalam acara fasilitasi teknis program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) di Kota Manado, Sulawesi Utara, pada Jumat (10/10/2025). ANTARA/HO-Kemendukbangga/BKKBN.)

Pantau - Seorang ayah memberikan nasihat penuh makna kepada anaknya yang baru menikah agar menjaga kerukunan dan menghindari pertengkaran dalam rumah tangga demi ketahanan keluarga yang langgeng.

Nasihat tersebut disampaikan dengan filosofi sederhana namun dalam, menggambarkan pentingnya kesadaran dalam menghadapi perbedaan pandangan antara suami dan istri.

Sang ayah mengilustrasikan hubungan rumah tangga dengan tumpukan piring: ketika satu piring diambil, pasti menimbulkan bunyi dan gesekan, meskipun dilakukan dengan sangat hati-hati.

Ilustrasi ini menekankan bahwa dalam keluarga, gesekan adalah hal yang wajar, namun perlu dikelola dengan kesadaran dan upaya bersama untuk menjaga keharmonisan.

Ketahanan keluarga, menurutnya, bukan sesuatu yang terjadi sekali saja, melainkan harus dijaga dan diupayakan sepanjang hidup.

Peran Pemerintah dalam Pembinaan Keluarga Semakin Diperkuat

Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga), Wihaji, turut menyoroti pentingnya ketahanan keluarga sebagai pondasi bangsa.

Ia mengimbau agar lembaga-lembaga bina ketahanan keluarga di daerah semakin memperkuat peran mereka dalam mendampingi masyarakat.

Di kantor perwakilan Kemendukbangga daerah, telah tersedia layanan pembinaan pasangan untuk mencegah perceraian dan menjaga keharmonisan keluarga.

Melalui layanan tersebut, akar permasalahan dalam rumah tangga bisa ditelusuri lebih dalam dan dicarikan solusi yang tepat.

Selain pembinaan, juga tersedia layanan konsultasi keluarga yang dapat diakses oleh masyarakat sebagai langkah preventif sebelum konflik berujung pada perpisahan.

Kehadiran layanan ini merupakan bentuk nyata dukungan pemerintah terhadap pembangunan ketahanan keluarga di seluruh daerah.

Namun, agar layanan ini benar-benar efektif, keluarga diimbau untuk tidak merasa malu atau gengsi saat berkonsultasi dan membuka permasalahan rumah tangga mereka.

"Penjagaan atas amanah ketahanan keluarga yang terwujud karena kehendak Tuhan itu dapat dilakukan dengan komunikasi intensif yang harus selalu dibangun, dengan menghindari sikap menghakimi satu sama lain," ujar Wihaji.

Penulis :
Aditya Yohan