
Pantau - Kementerian Kehutanan melalui Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), Satyawan Pudyatmoko, mengadakan pertemuan bersama Gubernur Papua, tokoh adat, serta lembaga kultural seperti Majelis Rakyat Papua (MRP) di Jayapura, Papua, sebagai bentuk tanggung jawab moral atas insiden pembakaran Mahkota Cenderawasih.
Komitmen Bersama untuk Pelestarian dan Pemulihan Budaya
Pertemuan ini menghasilkan kesepakatan kolaborasi antara Kementerian Kehutanan dan Pemerintah Provinsi Papua dalam pelestarian burung Cenderawasih serta pemberdayaan masyarakat adat Papua.
Langkah ini merupakan tindak lanjut dari arahan Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni untuk membangun dialog dan pemulihan sosial budaya secara bermartabat.
Satyawan Pudyatmoko menyampaikan apresiasinya atas sambutan hangat dari pemerintah dan masyarakat Papua.
Ia juga menyampaikan permohonan maaf atas kejadian yang menimbulkan kekecewaan di tengah masyarakat.
"Kami hadir untuk memohon arahan dari Bapak Gubernur dan para tokoh adat agar kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari. Kami berharap adanya panduan atau kebijakan, baik dalam bentuk peraturan gubernur maupun kesepahaman bersama, sebagai pedoman bagi kami untuk bertindak lebih bijaksana dan menghormati nilai-nilai budaya masyarakat Papua," ungkapnya.
Gubernur dan Tokoh Adat Sambut Baik Niat Baik Kemenhut
Gubernur Papua, Matius Fakhiri, menyambut positif itikad baik dari Kemenhut dan menyatakan komitmennya untuk menerbitkan kebijakan pelindung nilai-nilai budaya lokal.
"Setelah pertemuan ini, saya akan mengeluarkan Peraturan Gubernur terkait pemanfaatan nilai-nilai budaya agar menjadi pedoman bagi kita semua dalam melangkah ke depan," ujarnya.
Ketua Forum Adat Tabi Saireri, Ondofolo Ismael Mebri, mengajak seluruh masyarakat untuk menyikapi peristiwa ini dengan arif dan sebagai momen refleksi bersama.
"Mari kita menerima peristiwa ini dengan arif dan bijaksana. Ini menjadi kesempatan untuk refleksi bersama, karena tanggung jawab menjaga kehormatan dan kelestarian budaya adalah milik kita semua. Cenderawasih adalah satwa yang dilindungi, simbol kehormatan, dan harus dibiarkan hidup berdampingan dengan manusia," ia mengungkapkan.
Hasil pertemuan juga menegaskan pentingnya pemberdayaan ekonomi masyarakat Papua, khususnya bagi Mama-Mama Papua, melalui pembinaan kreativitas dan pengembangan potensi ekonomi berbasis budaya.
Pemberdayaan tersebut akan dilakukan tanpa mengorbankan kelestarian burung Cenderawasih yang menjadi simbol kehidupan dan kebanggaan masyarakat Papua.
Kesepakatan ini menjadi langkah awal untuk memperkuat kerja sama antara pemerintah, masyarakat adat, dan lembaga budaya dalam menjaga warisan alam dan budaya Papua.
- Penulis :
- Aditya Yohan










