
Pantau - Pemerintah Provinsi Bali memperluas akses Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di sektor-sektor produktif di luar pariwisata guna mendorong transformasi ekonomi daerah.
Langkah ini menyasar sektor pertanian, perikanan, dan industri pengolahan yang dinilai memiliki potensi besar untuk menopang pertumbuhan ekonomi Bali secara berkelanjutan.
"KUR selaras dengan transformasi ekonomi Kerthi Bali yaitu UMKM merupakan salah satu dari enam sektor penopang ekonomi Bali," ungkapnya.
Pendekatan Terintegrasi dan Pemanfaatan Teknologi
Untuk mendukung perluasan akses ini, pemerintah menerapkan pendekatan terintegrasi yang melibatkan sinergi antara kebijakan daerah, regulator, lembaga keuangan, serta pelaku usaha atau offtaker.
Selain itu, pembinaan UMKM juga diperkuat dengan pemanfaatan teknologi digital agar pelaku usaha lebih adaptif terhadap perkembangan teknologi terkini.
Di sisi lain, peningkatan literasi keuangan juga menjadi perhatian utama pemerintah.
Pasalnya, masih banyak pelaku UMKM yang belum memahami secara menyeluruh skema dan mekanisme KUR.
Beberapa pelaku usaha bahkan masih menganggap KUR sebagai bantuan pemerintah dan mengira fasilitas hapus tagih akan diberikan, padahal hal tersebut tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Banyak pula UMKM yang belum memahami hak dan kewajiban mereka sebagai debitur dalam skema kredit ini.
Jumlah UMKM dan Capaian Realisasi KUR
Berdasarkan data Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali, per Desember 2024 terdapat 448.434 pelaku UMKM yang tersebar di berbagai wilayah Bali.
Angka ini menunjukkan pertumbuhan hampir 2 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencatat sekitar 439.000 pelaku usaha.
Realisasi penyaluran KUR di Bali hingga awal November 2025 telah mencapai Rp8,98 triliun.
Jumlah tersebut disalurkan kepada 114.921 debitur, yang terdiri atas:
1.654 debitur usaha super mikro,
101.875 debitur usaha mikro,
11.392 debitur usaha kecil.
Persentase realisasi KUR tersebut telah mencapai 82,76 persen dari target tahunan 2025 sebesar Rp10,85 triliun.
"Sisa waktu dua bulan ini, kami optimis penyaluran bisa mencapai target," ia mengungkapkan.
Ia juga menilai bahwa program KUR telah menjadi motor penggerak utama pemulihan ekonomi Bali pascapandemi COVID-19.
- Penulis :
- Shila Glorya








