
Pantau - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia ditutup melemah 24,73 poin atau 0,29 persen ke posisi 8.366,51 pada akhir perdagangan Selasa, 11 November 2025.
Indeks LQ45 juga mencatat penurunan sebesar 2,18 poin atau 0,26 persen ke posisi 842,69.
Aksi ambil untung investor disebut menjadi penyebab utama pelemahan indeks, mengingat posisi IHSG yang berada di level jenuh beli.
IHSG sempat dibuka menguat di awal perdagangan, namun bergerak ke zona negatif hingga penutupan sesi pertama dan tetap berada di zona merah hingga akhir sesi kedua.
Sektor Energi Pimpin Penguatan, Keuangan Tertekan
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, lima sektor mencatatkan penguatan, dipimpin sektor energi yang naik 1,68 persen, diikuti sektor transportasi & logistik sebesar 1,48 persen, dan sektor infrastruktur naik 1,29 persen.
Enam sektor lainnya mengalami pelemahan, dengan sektor keuangan memimpin penurunan sebesar 1,22 persen, disusul sektor barang konsumen primer turun 0,75 persen, dan sektor barang baku turun 0,61 persen.
Saham-saham yang mencatat penguatan tertinggi antara lain DART, KOBX, BUMI, MORA, dan PJHB.
Sementara itu, saham yang mengalami pelemahan terdalam adalah TALF, CHEM, SPRE, NRCA, dan NAYZ.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 3.129.597 kali transaksi dengan volume mencapai 71,06 miliar lembar saham dan nilai transaksi sebesar Rp27,59 triliun.
Jumlah saham yang mengalami kenaikan sebanyak 290, sementara 378 saham mengalami penurunan dan 147 saham stagnan.
Data Ekonomi Domestik dan Global Ikut Mewarnai Sentimen
Penjualan ritel domestik tumbuh 3,7 persen secara tahunan pada September 2025, meningkat dari pertumbuhan 3,5 persen pada Agustus, mencatatkan pertumbuhan positif selama enam bulan berturut-turut.
Di sisi lain, penjualan mobil pada Oktober 2025 turun 4,4 persen secara tahunan menjadi 74.019 unit, meskipun menjadi volume bulanan tertinggi sejak Desember 2024.
Secara kumulatif Januari hingga Oktober 2025, penjualan mobil tercatat turun 10,6 persen year to date menjadi 635.844 unit.
Dari sisi global, Amerika Serikat dan Swiss dikabarkan hampir mencapai kesepakatan pengurangan tarif impor sebesar 39 persen terhadap produk Swiss.
Sementara itu, Jerman dijadwalkan merilis data harga grosir Oktober 2025, dengan proyeksi kenaikan 0,3 persen month to month dan 1,1 persen year on year.
Bursa saham regional Asia menunjukkan pergerakan beragam, dengan indeks Nikkei naik 0,13 persen ke 50.980,00, indeks Hang Seng naik 0,18 persen ke 26.696,41, indeks Strait Times naik 1,20 persen ke 4.542,20, dan indeks Shanghai turun 0,39 persen ke 4.002,76.
- Penulis :
- Arian Mesa







