
Pantau - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap melaporkan sebanyak 24 desa terdampak banjir dan tanah longsor akibat cuaca ekstrem yang terjadi sejak 8 hingga 11 November 2025.
Sebanyak 14 desa di tujuh kecamatan terdampak banjir, sementara 10 desa lainnya di enam kecamatan terdampak tanah longsor.
Hingga Rabu pagi, 13 November 2025, banjir masih terjadi di Kecamatan Majenang dan Wanareja.
Sementara itu, titik longsor tercatat di Kecamatan Karangpucung, Cimanggu, dan Majenang.
Penanganan Darurat dan Penguatan Tanggul Sungai Citanduy
BPBD menyatakan tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini dan nilai kerugian masih dalam proses penghitungan.
Penanganan darurat masih dilakukan bersama aparat desa dan warga di beberapa titik terdampak.
Salah satu upaya dilakukan di Desa Rawaapu, Kecamatan Patimuan, berupa penguatan tanggul sementara di Sungai Citanduy.
Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy telah meninjau lokasi dan merencanakan penanganan terhadap tanggul yang terkikis.
Kepala Desa Rawaapu menjelaskan bahwa hujan lebat sejak akhir pekan menyebabkan peningkatan debit air Sungai Citanduy, ditambah banjir rob dari wilayah perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Barat.
Tanggul Sungai Citanduy di Desa Rawaapu dilaporkan terkikis di beberapa titik, namun air tidak masuk ke permukiman warga dan tidak menggenangi Jalan Lintas Selatan Selatan.
BPBD mengklarifikasi bahwa genangan air yang beredar di media sosial bukan berasal dari Rawaapu, melainkan dari wilayah Majingklak, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran.
Sejak 13 November, warga Rawaapu bergotong royong memperkuat tanggul yang terkikis hingga hampir 50 persen.
Penguatan tanggul dilakukan dengan pemasangan bambu dan karung berisi pasir untuk menahan gelombang air sungai.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf







