
Pantau - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bekerja sama dengan Yayasan Rawindra Kata Hara meluncurkan proyek percontohan “The Cianjur Experience” yang menggabungkan musik tradisional Cianjuran, kopi khas Cianjur, dan narasi sejarah lokal sebagai strategi pemasaran budaya daerah.
Sinergi Lintas Sektor untuk Dorong Investasi dan Ekspor
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya, menjelaskan bahwa inisiatif ini bertujuan untuk mengubah pendekatan pemasaran dari sekadar penjualan produk menjadi penyajian pengalaman budaya menyeluruh.
"Program ini selaras dengan indikator kinerja Kemenparekraf, terutama dalam hal peningkatan ketenagakerjaan, investasi, dan ekspor," ungkapnya.
Menurutnya, kolaborasi lintas kementerian dan subsektor sangat krusial dalam mewujudkan nilai tambah ekonomi kreatif nasional.
Proyek ini dijalankan dengan pendekatan integratif antara musik tradisi, komoditas unggulan, dan narasi sejarah untuk menciptakan daya tarik bagi pasar lokal maupun global.
Kabupaten Cianjur dipilih sebagai lokasi studi awal dengan fokus utama pada pengembangan potensi lokal berupa Musik Cianjuran, kopi khas daerah tersebut, serta cerita sejarah yang melekat pada budaya masyarakatnya.
Gilang Ramadhan, Pendiri Yayasan Rawindra, menilai Cianjur sebagai contoh ideal dari kolaborasi antara komoditas dan budaya lokal.
"Cianjur punya dua aset utama: kopi dan musik Cianjuran. Keduanya bisa menjadi identitas kuat daerah yang mampu memasarkan nilai dan narasi budaya Indonesia ke pasar global," ia mengungkapkan.
Ia menambahkan bahwa musik tradisi dapat diangkat melalui medium kopi, menjadikan keduanya elemen strategis dalam membangun ekosistem ekonomi kreatif berbasis budaya.
Potensi Ekspor Kopi dan Perluasan Proyek ke Pasar Internasional
Delegasi Yayasan Rawindra, Aming Sukandar, mengungkapkan bahwa luas perkebunan kopi nasional saat ini mencapai hampir 1,3 juta hektare, meningkat signifikan dari sekitar 800 ribu hektare pada tahun 2015.
Namun, potensi ekspor kopi dinilai belum maksimal karena sebagian besar produksi masih terserap oleh pasar domestik.
Aming menekankan pentingnya peran pemerintah dalam memperkuat tata kelola dan menyusun roadmap industri kopi nasional.
"Sektor kopi melibatkan ratusan ribu tenaga kerja, termasuk dari PTPN dan Perhutani. Pemerintah harus hadir nyata agar industri ini bisa memberikan nilai tambah bagi masyarakat," ujarnya.
Ketua Harian Yayasan Rawindra, Aldino Putra, menyatakan bahwa proyek “The Cianjur Experience” akan menjadi cetak biru untuk dikembangkan di wilayah lain seperti Jakarta, Palu, Nusa Tenggara Timur, dan Bali.
Lebih lanjut, fase kedua proyek ini dirancang untuk menjangkau pasar internasional dengan menggelar aktivasi di empat kota global: Vancouver, Los Angeles, New York, dan Oslo.
Kemenparekraf berharap program seperti ini dapat meningkatkan angka investasi di subsektor ekonomi kreatif, yang pada semester pertama tahun ini telah mencapai 66 persen.
"Storytelling adalah kekuatan utama kita. Dengan narasi yang tepat, kita bisa membuka pintu investasi dan memperluas pasar ekspor budaya Indonesia," tegas Menteri Teuku Riefky.
- Penulis :
- Arian Mesa








