
Pantau - Menteri Ketenagakerjaan Yassierli menekankan pentingnya penerapan prinsip STAR—Santun, Tangguh, Adaptif, dan Rajin—sebagai pedoman wajib bagi 2.183 peserta magang asal Bali yang tergabung dalam Asosiasi Penyelenggara Pemagangan Luar Negeri (AP2LN) sebelum diberangkatkan ke Jepang.
STAR Jadi Pedoman Sukses Magang ke Jepang
Yassierli menyebutkan bahwa prinsip pertama, yaitu santun, merupakan identitas masyarakat Indonesia dan Bali, serta mencerminkan profesionalitas dalam dunia kerja.
Sikap tangguh ditekankan sebagai modal penting untuk menghadapi tantangan di luar negeri.
" Tidak boleh jadi anak mami di luar negeri. Hari pertama langsung telepon maminya, bilang kangen ingin pulang. Ini perlu pembekalan, kita tangguh, sukses di masa depan membutuhkan pengorbanan, saya juga sama dengan adik-adik", ungkapnya.
Ia mencontohkan pengalamannya kuliah S3 di Amerika Serikat saat berusia 25 tahun sebagai bukti pentingnya memiliki mental yang kuat.
Poin ketiga, adaptif, merujuk pada kemampuan peserta menyesuaikan diri dengan lingkungan penempatan di berbagai provinsi di Jepang.
Yassierli mengingatkan agar peserta dapat beradaptasi dengan budaya Jepang selama masa magang, namun tetap menjaga jati diri dan budaya Bali setelah kembali ke tanah air.
Poin terakhir adalah rajin.
“ Dunia terus berubah, teknologi terus berkembang, industri berkembang, perusahaan tumbuh, banyak hal yang baru, dan mentalitas seseorang yang sukses adalah mentalitas siap belajar dan rajin untuk belajar sesuatu yang baru”, ia mengungkapkan.
Peserta Magang Dianggap Duta Bangsa
Peserta magang akan ditempatkan di sektor hospitality, pengolahan makanan, pertanian, dan konstruksi.
Yassierli menyebut mereka sebagai duta bangsa yang diharapkan mampu membawa keterampilan, pengalaman, dan tabungan sepulangnya ke Indonesia.
Sekretaris Daerah Provinsi Bali, Dewa Made Indra, yang hadir mewakili Gubernur Bali, menitipkan para peserta kepada AP2LN dan Konsulat Jenderal Jepang untuk dipantau selama menjalani masa magang.
Pemerintah Provinsi Bali menyatakan kesiapan untuk berkoordinasi dengan pihak terkait apabila diperlukan.
Ketua Umum AP2LN, Firman Budyanto, menyatakan bahwa pelepasan 2.183 peserta magang di Bali merupakan gelombang terakhir pada tahun ini sekaligus jumlah terbanyak.
“ Sebelumnya pelepasan dilakukan di Bogor terhadap 200 peserta, Bandung 500 peserta, Jawa Tengah 1.200 peserta, Bandung lagi 1.300, dan penutupan hari ini di Bali 2.183, melebihi dari target yang kita inginkan”, ujarnya.
- Penulis :
- Arian Mesa








