Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Harris Turino: Redenominasi Rupiah Belum Mendesak, Fokus pada Pertumbuhan Ekonomi

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Harris Turino: Redenominasi Rupiah Belum Mendesak, Fokus pada Pertumbuhan Ekonomi
Foto: (Sumber : Anggota Komisi XI DPR RI Harris Turino dalam kunjungan kerja di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (14/11/2025). Foto : Hal/Andri.)

Pantau - Anggota Komisi XI DPR, Harris Turino, menegaskan bahwa redenominasi rupiah belum menjadi kebutuhan mendesak dalam situasi ekonomi saat ini. Ia menyarankan agar fokus pemerintah tetap pada upaya pertumbuhan ekonomi ketimbang melaksanakan kebijakan redenominasi.

Sasaran dan Dampak Redenominasi

Harris menjelaskan bahwa tujuan utama dari redenominasi adalah efisiensi, dengan mengurangi jumlah nol pada uang serta mempengaruhi nilai tukar. Namun, menurutnya, redenominasi tidak akan memberikan dampak signifikan terhadap stabilitas ekonomi atau pengendalian inflasi di Indonesia.

Biaya Pelaksanaan yang Besar

Harris juga mengingatkan bahwa biaya yang diperlukan untuk melaksanakan redenominasi sangat besar. Kompleksitas sistem keuangan yang ada, termasuk uang elektronik dan pembukuan perusahaan, membuat proses redenominasi menjadi mahal dan memerlukan persiapan matang.

Prioritaskan Pertumbuhan Ekonomi

Harris mendorong pemerintah untuk lebih memprioritaskan program-program yang mendukung pertumbuhan ekonomi, terutama dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen yang telah ditetapkan oleh pemerintahan Presiden Prabowo.

Kesiapan Ekonomi dan Regulasi

Harris menilai bahwa kondisi ekonomi, moneter, dan sosial Indonesia saat ini belum sepenuhnya siap untuk pelaksanaan redenominasi. Selain itu, penyusunan undang-undang dan peraturan terkait redenominasi memerlukan waktu yang cukup lama, antara 4 hingga 6 tahun, sebelum dapat diterapkan secara efektif.

Fokus pada Pertumbuhan Sebelum Redenominasi

Ia menekankan pentingnya untuk tetap fokus pada pencapaian target pertumbuhan ekonomi sebelum memulai proses redenominasi, agar kebijakan ini tidak mengganggu stabilitas ekonomi yang sedang diprioritaskan.

Penulis :
Ahmad Yusuf